Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Wanita Pengirim Sate Beracun Ditangkap

Foto : ISTIMEWA

sate beracun

A   A   A   Pengaturan Font

BANTUL - Jajaran Kepolisian Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta menangkap NA (25) seorang perempuan pengirim sate ayam beracun yang mengakibatkan N (10), anak pengemudi ojek online tewas di pedukuhan Salakan, Desa Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

"Setelah kita lakukan penyelidikan selama empat hari bisa mengerucut kepada salah satu calon tersangka. Dia kita amankan pada Jumat (30/4)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda DIY Kombes Pol Burkan Rudy Satria saat konferensi pers di Mapolres Bantul, DIY, Senin.

Menurut dia, tersangka NA (25) merupakan pekerja swasta yang beralamat Majalengka, Jawa Barat. Dia diamankan petugas di rumah kosnya wilayah Kelurahan Sitimulyo, Piyungan Bantul, saat ini ditahan di Kepolisian Resor (Polres) Bantul.

Dia mengatakan, dari tangan tersangka petugas mengamankan barang bukti berupa satu unit sepeda motor yang digunakan pelaku berangkat. Dia sempat bertukar kendaraan lagi dengan sepeda motor lainnya, kemudian barang bukti helm, dan sandal jepit warna hitam.

"Kemudian ada beberapa plastik kresek berisi enam tusuk satai dan lontong yang sudah bercampur saus kacang, yang tidak kita bawa, uang 30.000 rupiah yang digunakan untuk bayar ojek online, dan sebuah handphone," ungkap-nya.

Dia menjelaskan, kejadian tersebut berawal pada 25 April 2021 di Dusun Salakan, Desa Bangunharjo, Sewon, Bantul, di mana dilaporkan ada seorang anak N (10), putra pengemudi ojol Pak Bandiman (47), keracunan makanan yang menyebabkan meninggal dunia.

Dia mengatakan, dari keterangan saksi yang didapatkan polisi, pada 25 April sekitar 15.30 WIB di sekitar Gayam Mandala Krida, Yogyakarta, ada seorang tukang ojek online didatangi perempuan tidak dikenal dan meminta bantuan mengirimkan dua dos makanan, satu berisi sate ayam, satu berisi snak.

"Pengirim mengatakan tidak punya aplikasi online, sehingga minta dengan cara offline ke alamat tertentu di daerah Kecamatan Kasihan, Bantul. Katanya, makanan tersebut berasal dari Pak Hamid di Pakualaman," tutur-nya.

Setelah terjadi kesepakatan, makanan di antar ke tempat tujuan, namun karena yang ada di rumah tujuan tersebut merasa tidak memesan makanan, maka ditolak untuk diterima, dan oleh tukang ojol karena makanan ditolak dibawa pulang ke rumahnya.

Sampai di rumah makanan disantap istri dan dua anaknya. Namun anak yang kecil meninggal dunia karena keracunan," ucap dia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top