Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Waduh! Buat Barat Murka, Arab Saudi Pilih Mempererat Hubungan dengan Rusia Melalui Kerja Sama Penting di Tengah Perang, Kok Bisa?

Foto : Supplied

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman dan Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak selama pertemuan di St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) di Saint Petersburg, Rusia pada Kamis (16/6).

A   A   A   Pengaturan Font

Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman pada hari Kamis (16/6) mengatakan hubungan Rusia-Saudi "sehangat cuaca di Riyadh".

Hal itu diungkapkan Pangeran Abdulaziz bin Salman kepada media setelah menghadiri pertemuan di Rusia dengan Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak yang berlangsung selama lebih dari satu jam.

Pertemuan keduanya menjadi kejutan tersendiri lantaran sang Pangeran tidak memiliki jadwal resmi untuk menghadiri Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF).

Sementara, setelah pertemuan dengan menteri energi Arab Saudi, Novak mengungkapkan bahwa Rusia dapat terus bekerja sama dalam perjanjian produksi minyak OPEC+ setelah tahun 2022. OPEC+ sendiri merupakan organisasi yang dibentuk oleh negara-negara OPEC dengan negara produsen minyak non-OPEC.

"Rusia dapat terus bekerja sama dengan OPEC+ bahkan setelah kesepakatan saat ini berakhir pada akhir tahun ini," kata Novak, seperti dikutip Arab News.

"Semuanya akan tergantung pada situasi pasar - apakah itu akan memerlukan kuota atau akan menjadi kerja sama berbasis piagam. Akan jelas pada akhir tahun," tambahnya.

Novak sendiri mengatakan pertemuan itu penting dan para pejabat membahas harga minyak dan perkiraan keseimbangan.

Ketika ditanya apakah mitra OPEC+ mengeluh tentang produksi Rusia yang kian berkurang, Novak mengatakan pasar minyak seimbang, tetapi masih banyak ketidakpastian.

"Kami melihat situasi saat ini (di pasar minyak global) seimbang meskipun ada beberapa ketidakpastian," ujarnya.

Dikutip dari Reuters, pertemuan tingkat tinggi itu terjadi karena Rusia memompa lebih sedikit minyak dari kuota yang diminta oleh OPEC+, setelah sanksi Barat membuat beberapa pembeli menolak atau menunda mengambil barel Rusia.

Reuters melaporkan produksi minyak mentah Rusia naik menjadi 9,273 juta barel per hari pada Mei dari 9,159 juta barel per hari pada April. Namun, Rusia memproduksi 1,2 juta barel per hari lebih sedikit bulan lalu dari kuota 10,55 juta barel per hari yang diminta, mendorong spekulasi bahwa Moskow mungkin ditangguhkan dari pakta tersebut.

Dokumen OPEC+ menunjukkan pada hari Kamis (16/6) dan Novak berjanji untuk menambah lebih banyak lagi bulan depan karena Moskow menemukan permintaan yang kuat dari India dan Tiongkok.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top