Nasional Luar Negeri Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona Genvoice Kupas Splash Wisata Perspektif Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Peternakan I Jumlah Ternak di Bengkulu yang mati Akibat Penyakit SE Terus Bertambah

Wabah Sapi Ngorok Ancam Ternak

Foto : ANTARA
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah meningkatkan level kewaspadaan terkait wabah sapi ngorok atau Septicaemia Epizootica yang mematikan ternak di Bengkulu.

JAKARTA - Wabah penyakit sapi ngorok dilaporan telah membuat ratusan ekor ternak di Bengkulu mati. Hampir seribuan ekor sapi lainnya terjangkit penyakit yang disebut Septicaemia Epizootica (SE) ini, sementara puluhan ribu ekor lainnya berpotensi terjangkit.

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengintensifkan langkah pengendalian terhadap kasus penyakit SE, yang juga dikenal sebagai penyakit sapi ngorok, di Provinsi Bengkulu. Wabah ini telah terdeteksi di Kabupaten Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur, setelah Balai Veteriner Lampung Kementan mengonfirmasi hasil positif SE dari sampel yang dikirim Dinas Pertanian Bengkulu Selatan pada 24 September 2024.

Melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (i-SIKHNAS), per 22 Oktober 2024, dilaporkan dari 845 ekor ternak terjangkit SE, sebanyak 189 ekor diantaranya dilaporkan mati. Adapun populasi ternak yang berpotensi terancam mencapai 32.955 ekor.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri pasteurella multocida ini menyerang saluran pernapasan ternak dan dapat menyebabkan tingkat kesakitan serta kematian yang cukup tinggi. Namun, upaya pencegahan dan pengendalian terus digalakkan oleh pemerintah, dengan vaksinasi sebagai salah satu langkah paling efektif. Penyakit ini menular melalui pakan, minuman, dan peralatan yang tercemar, namun dengan tindakan yang tepat, penyebarannya dapat diminimalisir. Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Agung Suganda, menjelaskan bahwa lembaga itu telah mengirimkan bantuan berupa 3.000 dosis vaksin SE, serta obat-obatan, vitamin, dan disinfektan pada 9 Oktober 2024.

Langkah ini dilakukan sebagai upaya proaktif untuk membantu pemerintah daerah mengendalikan penyebaran penyakit. "Kami telah mengirimkan semua kebutuhan vaksin, disinfektan, dan obat-obatan yang diperlukan. Selain itu, tim investigasi juga telah kami turunkan untuk mendukung upaya penyidikan langsung di lapangan," ujar Agung melalui keterangannya resminya di Jakarta akhir pekan lalu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top