Kebijakan Hilirisasi RI Masih Terlalu Fokus Pada Sektor Midstream
Wakil Direktur Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Jahen Fachrul Rezki.
Foto: ANTARA/Bayu SaputraJakarta - Wakil Direktur Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Jahen Fachrul Rezki menilai, kebijakan hilirisasi mineral yang dijalankan Pemerintah Indonesia masih terlalu terfokus pada sektor midstream, sementara sektor hulu belum mendapatkan perhatian yang optimal.
Hal itu merupakan salah satu hasil laporan Sector Overview Report on Navigating Opportunities: Nurturing Dynamic Economic Policies in Indonesia.
“Kita masih sangat terfokus ke dalam pembangunan di midstream-nya. Jadi peningkatan jumlah smelter, peningkatan pengolahan di midstream, tapi kita belum terlalu banyak mengevaluasi ataupun melihat lebih dalam bagaimana sih kondisi di upstream-nya,” kata Jahen dalam acara Peluncuran USABC Sector Overview Report on Navigating Opportunities: Nurturing Dynamic Economic Policies in Indonesia, Jakarta, Selasa.
- Baca Juga: Didenda Rp202 Miliar, Google Bandjing
- Baca Juga: Dipicu Sentimen “Risk-on” Mereda
Menurut Jahen, evaluasi pada sektor hulu sangat penting untuk memastikan keberlanjutan cadangan mineral Indonesia dalam jangka panjang.
Kurangnya perhatian pada eksplorasi dan pengelolaan sektor hulu dapat menimbulkan risiko berupa menipisnya cadangan mineral penting. Hal ini juga dapat berdampak pada efektivitas kebijakan hilirisasi dalam jangka panjang.
Selain itu, Jahen menilai minimnya strategi nasional terkait kesiapan sektor hilir untuk menyerap hasil pengolahan mineral di pasar domestik menjadi tantangan tersendiri.
"Memang pemerintah mungkin perlu meningkatkan perhatiannya untuk potensi yang kita miliki di sektor hulu, dan kita juga gak akan hidup selamanya ada anak cucu nanti yang juga perlu untuk mendapatkan manfaat dari kebijakan tersebut.
Dalam laporan yang dikeluarkan oleh US-ASEAN Business Council (USABC) bersama LPEM FEB UI tersebut, Jahen juga menyoroti dominasi perusahaan besar dalam pembangunan fasilitas smelter berskala besar.
Ke depannya, pemerintah perlu mendorong partisipasi perusahaan kecil dan menengah hingga UMKM dalam kebijakan hilirisasi. Hal ini penting untuk memastikan manfaat hilirisasi dirasakan lebih luas.
Selain itu, mekanisme kolaborasi dengan sektor swasta juga perlu diperkuat untuk mengatasi keterbatasan pemerintah dalam hal pendanaan, rantai pasok, dan kapasitas teknis.
Dalam acara tersebut, Jahen memberikan sejumlah rekomendasi untuk optimalisasi kebijakan hilirisasi, di antaranya pertama, meningkatkan fokus pada sektor hulu untuk memastikan keberlanjutan cadangan mineral dalam jangka panjang.
Kedua, mengembangkan peta jalan komprehensif terkait kesiapan hilirisasi setiap komoditas mineral.
Ketiga, mendorong partisipasi UMKM dan perusahaan kecil-menengah dalam mendukung implementasi hilirisasi.
Keempat, memperkuat industri hilir dengan memastikan hasil pengolahan mineral dapat terserap secara optimal di pasar domestik.
Berita Trending
- 1 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 2 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 3 Kurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Minyak Jelantah Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif
- 4 Ayo Perkuat EBT, Presiden Prabowo Yakin RI Tak Lagi Impor BBM pada 2030
- 5 BPJS Ketenagakerjaan Apresiasi Menteri Kebudayaan Lindungi Pelaku Kebudayaan