Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Viral Video Warga yang Mengaku Ibunya Telah Di-COVID-kan, Begini Penjelasan RSUD Cipayung

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Beredar di media sosial (medsos) seorang perempuan yang mengaku ibunya sengaja di-Covid-19-kan usai berobat di RSUD Cipayung, Jakarta Timur. Video yang ramai diperbincangkan itu diunggah di akun tiktok @tirtasiregar, dirinya menyebutkan ia dipaksa menandatangani surat agar hasil pemeriksaan Covid-19 ibunya positif. Padahal dirinya mengaku, ibunya sudah memeriksakan diri di rumah sakit lain dan hasilnya negatif.

Meski begitu, dirinya tidak menjelaskan lebih rinci apakah hasil negatif itu merupakan hasil pemeriksaan antigen atau PCR.

"Prosedur mereka pasien yang masuk ke situ harus mau di-Covid-kan, bahaya sekali ini," dikutip dari video @tirtasiregar, Senin (21/2).

Usai video tersebut ramai, Cipayung membantah telah meng-covidkan pasien. Pihak RSUD menyebutkan prosedur yang disebut pasien sebagai "dicovidkan" adalah proses skrining untuk memastikan pasien dapat dirawat sementara selama menunggu hasil tes PCR ulang.

"Berdasarkan pemeriksaan dokter, mempertimbangkan kondisi pasien saat itu, dengan perjalanan sakit yang telah satu minggu, ditambah lagi pasien yang berusia lanjut serta mempunyai penyakit komorbid hipertensi dan asma, maka dokter merencanakan untuk melakukan pemeriksaan dengan rapid antigen ulang sekaligus akan dilakukan pemeriksaan PCR," kata Direktur RSUD Cipayung, Dr. Ekonugroho Budhi Prasetyo, yang telah dikutip dari ppid.jakarta.go.id, Senin (21/2).

"Hal ini semata-mata agar pasien mendapat penanganan yang sesuai dengan jenis sakit dan kebutuhan pengobatannya," lanjutnya dia.

Keterangan Eko, pemeriksaan ulang PCR memang dibutuhkan untuk mendeteksi kemungkinan virus untuk lebih akurat. Terlebih kondisi pasien memang memiliki komorbid.

"Perlu diketahui bersama bahwa kemampuan alat tes untuk mengetahui apakah seseorang benar menderita COVID-19 atau tidak, berbeda seiring perjalanan penyakit. Secara umum, pemeriksaan dengan PCR mempunyai tingkat akurasi paling tinggi sehingga menjadi acuan utama untuk penegakan diagnosis COVID-19," ujarnya.

Video yang beredar tersebut juga memperlihatkan keluarga pasien mengeluhkan fasilitas perawatan Covid-19 yang dilakukan di tenda depan rumah sakit.

Namun, hal tersebut langsung dibantah pihak RSUD Cipayung menjelaskan proses skrining setiap pasien yang datang merupakan SOP dari rumah sakit. Ini demi mencegah kemungkinan virus tersebar ke pasien lainnya.

"Mulai dari skrining awal (triase) berdasarkan keluhan dan tanda vital pasien, pasien yang bergejala serupa dengan COVID-19 dipisahkan dengan pasien dengan gejala lain. Di RSUD Cipayung, pelayanan di tenda diberikan untuk pasien yang tidak menunjukkan gejala COVID-19, sedangkan pada pasien yang diduga menderita COVID-19 selama masa menunggu hasil pemeriksaan rapid antigen atau PCR, disiapkan lokasi yang berbeda di dalam gedung rumah sakit," terangnya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top