Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pertumbuhan Ekonomi I Realisasi Vaksinasi Covid-19 di Indonesia Terbilang Rendah

Vaksinasi Harus Jadi Prioritas untuk Balikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi IMF

Foto : KORAN JAKARTA/M FACHRI

EKONOMI PULIH DENGAN VAKSINASI I Vaksin menjadi instrumen penting pemulihan kesehatan karena lewat vaksin akan terbentuk herd Immunity. Kalau itu berhasil optimistis ekonomi akan menggeliat dan pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi dari proyeksi IMF.

A   A   A   Pengaturan Font

Pengamat Ekonomi dari Universitas Airlangga Surabaya, Wasiaturrahma, mengatakan otoritas Indonesia sudah melakukan banyak hal, tetapi memang belum efektif karena hadirnya varian Delta sangat mengagetkan semua elemen. Menurutnya, kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi RI adalah sektor kesehatan dan sektor ekonomi harus berjalan, dengan upaya vaksinasi sebagai prioritas saat ini.

Vaksin menjadi instrumen penting pemulihan kesehatan karena lewat vaksin maka akan terbentuk herd Immunity. Kalau vaksinasi sudah mencapai 80 persen jumlah penduduk maka masyarakat akan punya senjata untuk melawan virus. Kalau itu berhasil maka optimis pemulihan ekonomi akan semakin menggeliat dan pertumbuhan ekonomi bisa lebih tinggi dari proyeksi IMF itu.

"Diharapkan vaksinasi segera dimasifkan, supaya kita bisa kembali normal untuk beraktivitas dan ekonomi bisa berjalan dengan baik," tutur Wasiaturrahma.

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional atau IMF kembali merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 3,9 persen dari 4,3 persen. Ini berarti IMF sudah tiga kali menurunkan proyeksi ekonomi Indonesia 2021.

Dalam World Economic Outlook pada Oktober 2020, IMF memperkirakan ekonomi Indonesia dapat tumbuh di level 6,1 persen. Namun pada Januari, proyeksi tersebut direvisi menjadi 4,8 persen, dan pada April diturunkan lagi menjadi 4,3 persen.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top