Vaksin Merah Putih Simbol Kemandirian Bangsa
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro, dalam pembukaan Inovasi Indonesia Expo (I2E) 2020, di Jakarta, Selasa (10/11).
Foto: Istimewa.JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan vaksin Merah Putih yang kini sedang dikembangkan merupakan simbol kemandirian bangsa.
"Dengan adanya vaksin Merah Putih ini, selain dapat mempercepat pemulihan, juga menghemat pembelian vaksin luar negeri yang tentunya harganya jauh lebih mahal," kata Menristek dalam webinar, di Jakarta, Selasa (10/11).
Menristek menuturkan vaksin Merah Putih yang diproduksi sendiri oleh bangsa Indonesia diharap bisa lebih manjur dan aman dibandingkan vaksin buatan luar negeri. Sebab, pengembangannya diambil dari virus yang bersirkulasi di Indonesia.
Vaksin, tambah dia, akan memberikan rasa aman dan nyaman untuk setiap orang sehingga kegiatan perekonomian dapat kembali berjalan seperti sebelum pandemi Covid-19.
Enam Institusi
Saat ini ada enam institusi dalam negeri yang mengembangkan vaksin Merah Putih, yakni Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, dan Institut Teknologi Bandung.
Menristek mengatakan, Tim Nasional Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19 memakai prinsip cepat, efektif, mandiri, dan keamanan dalam mengembangkan vaksin.
Prinsip cepat dan tepat diperlukan karena saat ini semua negara berlomba-lomba mengembangkan vaksin Covid-19. Sementara prinsip efektif penting agar vaksin dapat cocok untuk mengatasi virus, terutama yang bertransmisi di Indonesia. Keamanan juga diperhatikan agar vaksin tidak memberikan efek samping berbahaya.
"Mandiri menjadi sangat penting karena negara kita bukan negara kecil, negara dengan penduduk 260 juta tidak bisa begitu saja menggantungkan kebutuhannya akan vaksin dengan membeli dari luar negeri," lanjutnya.
Menristek mengingatkan bahwa Indonesia harus bertransformasi dari resource-driven economy menjadi innovation-driven economy, bangsa inovatif yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mandiri serta berdaya saing global.
Dia memuji inovasi dan motivasi para peneliti yang tetap berkreasi di tengah pandemi Covid-19.
"Pandemi Covid-19 nyatanya telah meningkatkan ekosistem riset dan inovasi bangsa dengan terciptanya berbagai produk riset karya anak bangsa," kata Menristek. ν ruf/N-3
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Usut Tuntas, Kejati DKI Berhasil Selamatkan Uang Negara Rp317 Miliar pada 2024
- 2 Pemkot Surabaya Mengajak UMKM Terlibat dalam Program MBG
- 3 Antisipasi Penyimpangan, Kemenag dan KPAI Perkuat Kerja Sama Pencegahan Kekerasan Seksual
- 4 Pemerintah Siapkan Pendanaan Rp20 Triliun untuk UMKM-Pekerja Migran
- 5 Seekor gajah di Taman Nasional Tesso Nilo Riau mati
Berita Terkini
- Lumayan Ada Peminatnya, KCIC: Stasiun Karawang Layani 5.500 Penumpang Usai 10 Hari Pembukaan
- Ini yang Dilakukan Kementan dan Pemkab untuk Atasi Kasus PMK di Magetan
- Cuaca Buruk Akibatkan Dua Maskapai Penerbangan Batal Mendarat di Kupang
- KAI Group Angkut 22,92 Juta Penumpang pada Libur Akhir Tahun hingga 4 Januari
- Pesawat Rusia dengan Ratusan Penumpang Mendarat Darurat di Mesir Akibat Kerusakan Mesin