Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Vaksin COVID-19 Mulai Menipis Di Sejumlah Daerah, Ini Keterangan Kemenkes

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Vaksin COVID-19 yang mulai mengalami kelangkaan di sejumlah daerah disebabkan oleh beberapa hal. Siti Nadia Tarmizi Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan mengatakan, sekarang program vaksinasi COVID-19 sudah menyasar semua umur, termasuk usia 12 tahun ke atas.

Covid-19 jadi syarat wajib perjalanan jarak jauh.

Demikian, antusias masyarakat untuk mengikuti vaksinasi semakin tinggi, dikarenakan penyebaran COVID-19 yang sudah sampai lingkungan sekitar mereka.

Nadia menilai tingginya animo masyarakat untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 sangat baik. Namun itu bukan masalah utama kelangkaan vaksin Covid-19 di beberapa daerah.

"Permasalahan sebenarnya adalah karena memang vaksinnya belum datang semua. Kita butuh vaksin 426 juta dosis. Yang kita terima sampai saat ini 130 juta dosis," kata Siti Nadia, Senin (26/7/2021).

Dari 130 juta dosis, 68 juta dosis sudah didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.

"61 juta sudah tervaksinasi. Dari 68 juta yang terdistribusi itu pasti ada sisa, mungkin sekitar 5%. Jadi, sudah 65 juta yang terpakai. Yang masih di gudang-gudang farmasi kurang lebih 5 juta. Sisanya ada 65 juta saat ini di gudang Biofarma," kata Siti Nadia.

Dia melanjutkan bahwa ada 65 juta dosis di gudang Biofarma, 30 juta di antaranya masih dalam bentuk setengah jadi, yang harus diproduksi selama 3-4 pekan ke depan. Sebanyak 30 juta dosis dalam proses pengujian mutu dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sehingga, Nadia menilai Biofarma perlu mempercepat produksi, BPOM harus mempercepat pengujian mutu.

"Di sisi lain memang jumlah vaksin yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan kita, karena vaksin datangnya bertahap," tuturnya.

??Nadia menuturkan, 50% dosis vaksin Covid-19 didistribusikan ke tujuh provinsi di Pulau Jawa dan Bali. Sebab, kasus Covid-19 di Jawa dan Bali cukup tinggi. Sisanya disebar ke 27 provinsi di luar Jawa dan Bali. "Otomatis pembagiannya akan berbeda-beda," katanya.

Di samping itu, jumlah vaksin yang didistribusikan tidak secara sekaligus dan sesuai perhitungan yang telah ditentukan.

"Yang menjadi catatan kita adalah vaksin tergantung laporan stok dan kecepatan penyuntikan. Makin cepat penyuntikan, dia akan dapat tambahan," katanya.

Kondisi itu yang membuat beberapa daerah menilai distribusi vaksin Covid-19 tidak merata. Dia menjelaskan bahwa Indonesia setiap bulan menerima vaksin dari Sinovac dan AstraZeneca.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top