Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Perkuat Penerapan Protokol Kesehatan

Vaksin "Booster" Diharapkan Capai 70 Persen

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengatakan kebijakan akselerasi vaksinasi dosis penguat atau booster di Indonesia diharapkan bisa menembus 70 persen dari populasi sasaran.

"Saya lihat di seluruh dunia, tidak ada negara yang bisa mencapai (target vaksinasi) 100 persen. Jadi saya jujur, nggak mungkin tercapai, yang penting di atas 70 persen sudah baik," kata Menkes usai peluncuran Platform SatuSehat di Jakarta, Selasa (26/7).

Menkes mengatakan dalam 15 bulan terakhir sebanyak 205 juta jiwa penduduk Indonesia telah menerima vaksin Covid- 19 berupa dosis lengkap primer hingga booster.

Total suntikan yang diberikan mencapai 410 juta dosis. "Paling yang harus kita tingkatkan itu booster, dan makanya kita mengedukasi masyarakat supaya bisa (memperoleh perlindungan yang lebih baik)," ujarnya.

Dilansir dari Dashboard Vaksinasi Covid-19 Kemenkes hari ini, capaian dosis booster berkisar 26,38 persen atau setara 54,9 juta dosis, dosis dua 81,57 persen atau setara 169,8 juta dosis dan dosis satu 97,12 persen atau setara 202 juta dosis dari target sasaran 208 juta jiwa penduduk Indonesia.

Menurut Budi, perlindungan vaksin booster dapat mencegah keparahan sakit saat terinfeksi SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 sehingga tidak perlu menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Pelindung Penting

Vaksin booster, kata Menkes, menjadi perlindungan yang penting di samping kepatuhan pada protokol kesehatan, menyusul temuan varian baru di tengah masyarakat seperti subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang kini mendominasi di Indonesia. Selain itu, muncul tiga kasus subvarian Omicron BA.2.75 yang dialami sejumlah pelaku perjalanan di dalam negeri.

"Kita identifikasi ada tiga pasien BA.2.75, satu di Bali yang dialami seorang turis dan dua di Jakarta. Penularan bersifat lokal," katanya. Selain itu, Menkes mengatakan pemerintah mempertimbangkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dosis keempat pada tenaga kesehatan (nakes).

"Kita memang sekarang sudah mempelajari vaksinasi booster kedua (vaksinasi dosis keempat) untuk nakes, karena ada beberapa nakes kita yang kena (tertular Covid-19)," kata Menkes.

Menkes mengemukakan pembahasan mengenai rencana pelaksanaan vaksinasi dosis keempat atau vaksinasi penguatkedua pada tenaga kesehatan sudah masuk tahap final. "Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami akan bisa informasikan ke masyarakat.

Nanti kalau Presiden Joko Widodo kembali kami laporkan. Kalau disetujui, langsung kita lakukan," katanya. Menkes menekankan pentingnya vaksinasi penguat untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi virus korona penyebab Covid-19.

Saat terserang Covid-19, tambah Menkes, orang yang belum mendapat vaksinasi 30 kali lebih berisiko menjalani perawatan di rumah sakit dibandingkan dengan orang yang sudah mendapat vaksinasi penguat.

"Orang yang divaksin sekali itu sekitar 20 kali lipat risiko masuk rumah sakit. Orang yang divaksin dua kali, dia 10 kali lipat dari yang sudah booster (dapat vaksinasi penguat). Jadi kalau menurut saya, kenapa sih enggak ambil booster (vaksinasi penguat), karena kan sudah gratis," ujarnya.

Secara terpisah, epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, mengemukakan pemberian vaksinasi dosis keempat bagi kelompok berisiko merupakan langkah yang tepat.

"Kelompok berisiko tinggi misalnya karena komorbid atau lansia, bahkan beberapa penyandang disabilitas," katanya. Ia mengatakan vaksinasi Covid-19 dosis keempat penting untuk melindungi para pekerja yang berhubungan langsung dengan masyarakat, utamanya dengan pasien.

"Bukan hanya dokter, perawat, dan penunjangnya, termasuk juga sopir ambulans," katanya. Menurut Dicky, para guru dan petugas pelayanan di pintu- pintu masuk negara seperti bandara dan pelabuhan juga termasuk dalam kelompok berisiko.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top