Utusan Asean Desak Junta di Myanmar Tahan diri
Utusan Asean, Prak Sokhonn
Foto: AFP/TANG CHHIN SothyPHNOM PENH - Utusan Asean pada Rabu (23/3) mengatakan bahwa ia telah mendesak militer yang berkuasa Myanmar untuk menahan diri selama serangan dan diberitahu oleh pemimpin junta bahwa dirinya tidak akan diberi akses ke pemimpin terguling Aung San Suu Kyi sementara persidangannya sedang berlangsung.
Prak Sokhonn, utusan khusus untuk Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of South-east Asian Nations/Asean), mengatakan dia juga meminta pembebasan para tahanan termasuk ekonom Australia, Sean Turnell, dan pemimpin junta, Jenderal Min Aung Hlaing, mengatakan kepadanya bahwa ia akan mempertimbangkan permintaan untuk menemui Suu Kyi dan tahanan lainnya di masa depan.
Suu Kyi digulingkan oleh militer dalam kudeta tahun lalu yang memicu kekacauan dan pertumpahan darah di negara itu setelah satu dekade reformasi demokrasi tentatif. Peraih Nobel itu diadili untuk lebih dari selusin pelanggaran termasuk melanggar undang-undang rahasia negara dan berbagai tuduhan korupsi. Dia telah dinyatakan bersalah atas beberapa dakwaan, tetapi telah menolak semua tuduhan.
Prak Sokhonn mengatakan ia mengerti bahwa para kritikus memandang perjalanannya ke Myanmar pekan ini sebagai melegitimasi junta. Namun ia menambahkan dirinya melihat kunjungan dua hari itu sebagai langkah positif menuju penyelesaian krisis, yang dia katakan tidak dapat dituntaskan selama kepemimpinan Kamboja di Asean tahun ini.
"Masalah Myanmar rumit, perlu waktu lama untuk diselesaikan, kami tidak dapat menyelesaikannya selama satu kepemimpinan atau kepemimpinan saat ini," kata Prak Sokhonn saat tiba kembali di Kamboja.
"Saya tahu ada berbagai tingkat harapan pada kunjungan itu, saya juga tahu orang-orang yang ingin melihat gencatan senjata dan saya bertemu semua pihak yang terlibat dan mereka ingin kembali ke normalnya demokrasi," ucap dia.
"Saya pun mengerti alasan di balik kritik, mereka tidak ingin saya memberikan legitimasi kepada junta," imbuh utusan Asean itu.
Sebabkan Frustrasi
Perjalanan Prak Sokhonn telah membuat frustrasi lawan junta Myanmar karena sebagian pertemuan terjadi dengan pada para jenderal dan sebagian besar pertemuan dengan pihak lain dibatalkan.
Asean telah melarang para jenderal menghadiri pertemuan puncaknya sampai mereka melihat kemajuan dalam konsensus lima poin yang disepakati tahun lalu untuk mengakhiri kekerasan.
PBB pekan lalu mengatakan tentara telah melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dan dengan sengaja menargetkan warga sipil. Hingga saat ini militer di Myanmar belum menanggapi pernyataan PBB itu.ST/I-1
Berita Trending
Berita Terkini
- Paus Fransiskus Sambut Baik Kesepakatan Gencatan Senjata di Lebanon
- Hasilkan Lulusan Berdaya Saing Global, Kini Rumah Sakit Pendidikan Dibangun di Cikarang
- Menteri PPPA: Remaja Pelaku Penusukan Orangtua di Lebak Bulus Anak Baik
- Ketebalan Es Pegunungan Jayawijaya Papua Menyusut Tinggal Empat Meter
- Kementan Selidiki Kasus PMK di Lumajang