Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengelolaan Pembiayaan

Utang Pemerintah Berpotensi Tambah Rp900,4 Triliun

Foto : ANTARA/AstridFaidlatulHabibah

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfriman dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat (24/7).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfriman menyebutkan sisa penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk semester kedua tahun ini adalah sebesar 900,4 triliun rupiah.

"Kita telah menerbitkan 630 triliun rupiah jadi sisanya kita harus mengumpulkan 900,4 triliun rupiah," katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat (24/7).

Luky mengatakan skema bagi beban antara Bank Indonesia (BI) dan pemerintah dalam hal ini menjadi sangat penting karena menjaga sustainabilitas fiskal.

Bank Indonesia dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) kedua mengenai bagi beban akan menanggung seluruh pembiayaan public goods yang menyangkut hajat hidup orang banyak yaitu dengan total 397,56 triliun rupiah.

"Itu semua ditanggung BI. Nanti SBN yang diterbitkan tingkat suku bunganya sebesar BI reverse repo rate melalui private placement jadi tidak melalui lelang biasa atau mekanisme market," katanya.

Selanjutnya, Luky menuturkan melalui pembelian SBN oleh BI dengan mekanisme private placement sebesar 397,56 triliun rupiah maka supply SBN ke market pada semester II yang sekitar 453 triliun rupiah masih cukup reasonable.

Luky menyatakan pihaknya masih akan menerbitkan SBN ritel 35-40 triliun rupiah dan Samurai Bonds 13,5 triliun rupiah pada semester II ini.

Kemudian untuk sisanya akan dilakukan melalui pelelangan SBN pada semester II sekitar 35-40 triliun rupiah per dua minggu.

"Ini rata-rata jadi bisa saja saat lelang SBN kita ambil hanya 32 triliun rupiah. Nanti ada satu lagi kita ambil 45 triliun rupiah. Tapi kalau kita lihat selama satu semester rate nya ada di 35-40 triliun rupiah," jelasnya.

Sementara itu, ia mengatakan untuk rencana peminjaman luar negeri proyek atau kegiatan pada 2020 sebesar 29,5 triliun rupiah.

"Pinjaman proyek ini karena kondisi Covid-19, maka proyeknya agak kecil dan kita tunda. Tapi di semester II kita akan meraih sebesar 24 triliun rupiah, " ujarnya.

Selanjutnya, untuk rencana penarikan pinjaman program pada 2020 adalah sebesar 7,3 miliar dolar AS yang 5,5 miliar dollar AS di antaranya merupakan penarikan pinjaman program pada semester II.

"Di semester I kita sudah meraih 1,8 miliar dollar AS. Semester II indikatifnya ini kita masih terus negosiasi dengan mitra kita yaitu sebesar 5,5 miliar dollar AS," katanya.Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top