Usut Dugaan Penipuan Investasi Robot Trading, Bareskrim Sita Barang Bukti Elektronik dari Kantor Net89
Tangkalan layar- Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol. Nurul Azizah memberikan keterangan pers perkembangan kasus penipuan investasi robot trading PT SMI Net89, Selasa (6/12/2022).
Foto: ANTARA/Laily RahmawatyJakarta - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri menyita barang bukti elektronik usai menggeledah kantor PT Simbiotik Multitalenta Indonesia (SMI) atau Net89, terkait kasus penipuan investasi robot trading Net89.
"Beberapa barang bukti berupa dua unit laptop, lima Pc," kata Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol. Nurul Azizah dilihat dari siara pers tapping yang dibagikan kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.
Nurul menjelaskan, penggeledahan tersebut dilakukan Senin (5/12) sore di gedung Soho Capital 31, Palmerah, Jakarta Barat.
Selain menyita barang bukti elektronik, penyidik subdit II Dittipideksus Bareskrim Polri juga menyita barang bukti dokumen seperti satu bundel print out dokumen solusi bantuan final SMI, satu bundel data print out permohonan akses card Soho Capital, satu buah majalan properti dan bank dengan foto sampul pendiri atau pemilik PT SMI Net89 Andreas Andreyanto, salah satu tersangka.
"Kemudian satu buah majalah main income dengan sampul 12 orang pemimpin terbaik SMI," kata Nurul.
Usai penggeledahan itu, penyidik juga melakukan penyitaan terhadap Neo Soho PT SMI lantai 31 senilai Rp4,5 miliar.
Sebelumnya, penyidik belum menahan para tersangka dengan alasan sedang mengoptimalkan pelacakan aset.
Beberapa aset tersangka yang telah disita penyidik berupa satu unit mobil senilai Rp1,5 miliar dari tersangka AL. Kemudian dua unit mobil disita tersangka Reza Shahrani alias Reza Paten masing-masing senilai Rp2,7 miliar dan 690 juta.
Selain itu, penyidik juga menyita aset dari tersangka RS (Reza Paten) satu buah ikat kepala senilai Rp2,2 miliar dan satu unit sepeda senilai Rp777 juta.
Penyidik menetapkan delapan orang sebagai tersangka adalah Andreas Andreyanto (AA) selaku pendiri atau pemilik Net89 atau PT SMI, Lau Sammy (LSH), selaku Direktu SMI, Erwin Saiful Ibrahim (ESI), selaku member dan exchanger.
Kemudian lima tersangka merupakan sub exchange, yakni Reza Shahrani (RS) atau Reza Paten, Alwi Aliwarga (AL), Hanny Sutedja (HS), Ferdi Iwan (FI) dan David atau Dave Jasode (DA).
Satu tersangka, Hanny Sutedja meninggal dunia. Sehingga jumlah tersangka tersisa tujuh orang. Dari tujuh orang tersebut, dua tersangka ditetapkan sebagai buronan, yakni Andreas Andreyanto dan Lau Sammy.
"Untuk dua tersangka yang masih buron atas nama AA dan LS," kata Kasubdit II Dittipideksus Bareskrim Polri Kombes Pol. Chandra Kumara, Senin (5/12).
Dalam kasus ini terdapat 230 korban yang dilaporkan oleh kuasa hukum korban. Korban berdomisili dari berbagai daerah mengalami kerugian bervariasi mulai dari Rp1 juta sampai dengan Rp1,8 miliar. Dengan total kerugian seluruhnya Rp28 miliar.
Para oknum diduga menggunakan skema ponzi, kemudian modus MLM, robot trading ilegal sehingga merugikan masyarakat banyak sebagai korban.
Kasus penipuan investasi ini juga menyeret nama sejumlah publik figur, seperti Atta Halilintar, Taqi Malik, Kevin Aprilio, dan Mario Teguh.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 3 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
- 4 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 5 Bayern Munich Siap Pertahankan Laju Tak Terkalahkan di BunĀdesliga
Berita Terkini
- 227 Keluarga Harus Kosongkan Kolong Tol Angke Sebelum 1 Desember
- Transjakarta Hadirkan Instalasi Kapal "Moana" di Halte Bundaran HI
- Ini yang Dilakukan Pemerintah untuk Menghadapi Bencana Sosial Judi Online
- Studi: Zat Disinfektan Air Kran Berpotensi Mengandung Produk Sampingan yang Beracun
- Kemlu: 91 WNI Diduga Korban TPPO Masih di Myanmar