Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemangkasan Emisi Karbon I Pakar: Gagasan Menangkap Emisi Karbon Bisa Alih Perhatian

Upaya Bersihkan Sektor Energi Berjalan Lamban

Foto : AFP/KAMIL KRZACZYNSKI

Protes Aktivis I Aktivis lingkungan hidup menggelar aksi protes di Kota Chicago, AS, saat peringatan Aksi Protes Iklim Global, Jumat (15/9) . Pada Selasa (19/9), kelompok Climate Action Tracker menyatakan banyak negara gagal pangkas emisi karbon dari sektor energi mereka dengan cepat.

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Banyak negara penghasil polusi terbanyak, gagal memangkas emisi karbon dari sektor energi mereka dengan cepat demi memenuhi tujuan membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius. Hal itu dilaporkan sebuah lembaga pengawas pada Selasa (19/9).

Laporan ini muncul beberapa hari setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa dunia sedang menghadapi perubahan iklim yang dahsyat dan masih sangat jauh dari pencapaian target untuk mengurangi polusi karbon.

Memangkas emisi gas rumah kaca dari sektor pembangkit listrik yang sangat berpolusi sangat penting untuk memenuhi tujuan Perjanjian Paris 2015. Di bawah perjanjian tersebut, negara-negara sepakat untuk mencoba membatasi kenaikan suhu Bumi hingga 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pertengahan abad ke-19.

Perdebatan sengit tentang bagaimana cara beralih dari menghasilkan energi dengan membakar bahan bakar fosil kemungkinan akan menjadi pusat perhatian dalam perundingan iklim PBB yang akan dimulai di Dubai pada November mendatang. Perundingan ini dipandang sebagai yang paling penting sejak kesepakatan Paris.

Climate Action Tracker (CAT) adalah sebuah kelompok pemantau ilmiah yang mengukur kemajuan dalam mencapai target Perjanjian Paris 2015, baik di seluruh dunia maupun di setiap negara. Menurut CAT, tidak satu pun dari negara atau blok yang dinilai yang berhasil sepenuhnya atau berada di jalur yang tepat untuk mencapai target tersebut, demikian laporan tersebut mengatakan.

"Pemerintah tampaknya masih menunda-nunda penghentian penggunaan bahan bakar fosil meskipun ada peluang untuk pengembangan tenaga angin dan surya," kata penulis utama laporan tersebut, Neil Grant.

Untuk membersihkan sektor energi pada 2040, negara-negara maju harus menghentikan penggunaan batu bara pada 2030 dan gas fosil secara bertahap pada 2035. Sementara negara-negara berkembang harus mengikutinya pada 2040, kata CAT.

Target Perjanjian Paris

Laporan CAT juga menerangkan bahwa tidak ada negara yang berada di jalur yang tepat untuk memenuhi target Perjanjian Paris 2015.

Walau target yang telah ditetapkan oleh Amerika Serikat dan Inggris untuk mengurangi karbon di sektor energi mereka pada tahun 2035 telah sejalan dengan tujuan Perjanjian Paris 2015, namun kedua negara tersebut perlu melakukan lebih banyak hal untuk mencapai target tersebut, kata laporan tersebut.

"Karena energi terbarukan tidak tersedia cukup cepat untuk memungkinkan bahan bakar fosil dihapuskan pada waktunya," kata CAT.

Laporan CAT juga mencatat bahwa Jerman dan Cile berada di garis depan dalam hal peralihan ke energi terbarukan.

Sementara itu negara-negara penghasil minyak telah bertahun-tahun menggembar-gemborkan gagasan untuk menangkap emisi karbon sebelum mereka keluar ke atmosfer sebagai solusi potensial untuk mengekang pemanasan global.

Namun pakar iklim memperingatkan bahwa hal ini dapat menjadi pengalih perhatian dari upaya untuk segera menghentikan bahan bakar fosil.

"Untuk negara-negara berkembang, mereka membutuhkan bantuan keuangan untuk melepaskan diri dari bahan bakar fosil," kata kelompok pemantau tersebut. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top