Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
PERADA

Untuk Sukses Diperlukan Kegigihan dan Ketabahan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Buku ini hasil penelitian dan wawancara orang-orang berprestasi tinggi dalam berbagai bidang oleh profesor psikolog University of Pennsylvania, Angela Duckworth. Kesuksesan tidak bisa diraih hanya dengan memiliki bakat, tapi memerlukan kekuatan passion (hasrat) dan perseverance (kegigihan). Inilah yang kemudian disebut ketabahan (grit).

Will Smith, pemenang Grammy Award dan aktor nominasi Oscar, mengatakan bahwa kesuksesan karena tidak takut mati di treadmill. Menurutnya, satu-satunya yang dilihat sangat berbeda, dia tidak takut mati di treadmill.

Dia tidak akan membiarkan orang lain bekerja lebih baik darinya. "Anda mungkin lebih pintar daripada saya. Anda mungkin lebih seksi dari saya. Anda mungkin lebih segalanya dari saya. Anda mengungguli saya dalam sembilan kategori. Namun, bila kita naik treadmill bersama, ada dua kemungkinan. Anda akan turun lebih dulu atau saya akan mati. Sesederhana itu." (hal 53).

Ungkapan Smith ini menjelaskan, kesuksesan murni berasal dari kerja keras, kegigihan, dan ketabahan. Dia tidak hanya mengandalkan bakat atau keberuntungan. Dia memiliki hasrat (passion) dan berani melakukan usaha dengan gigih serta tidak mudah menyerah. Smith memiliki ketabahan sehingga mampu bertahan di dunia hiburan yang penuh persaingan.

Woody Allen, penulis dan sutradara produktif, mengatakan bahwa begitu seseorang menyelesaikan sebuah drama atau novel, selangkah lagi untuk memproduksi atau menerbitkannya. Ini bertolak belakang dengan kebanyakan orang yang mengatakan, berambisi menulis, tapi menyerah di awal. Mereka tidak pernah menulis drama atau buku.

Perkataan Allen ini menunjukkan, kesuksesan memerlukan sebuah hasrat untuk meraih mimpi tersebut. Untuk mewujudkannya diperlukan kegigihan dan pantang menyerah. Meskipun banyak jalan terjal, harus terus bangkit lagi dan lagi karena kesuksesan tidak akan datang sendiri. Bob Mankoff, editor kartun di The New Yorker, menjelaskan bahwa tingkat penolakan pada seorang kartunis di awal karir mencapai 90 persen.

Karya kartunis "kontrakan" di internal media biasanya lebih besar kemungkinan diterbitkan dari orang lain yang rajin menyerahkan sekitar 500 kartun setiap pekan. Sedangkan dalam satu edisi, rata-rata hanya ada ruang 17 kartun. Maka, yang tidak kuat mental untuk terus mencoba, akan gagal.

Sebaliknya, mereka yang gigih dan terus berusaha, tanpa kenal akan berhasil. Sebelum menjadi editor kartun di The New Yorker, di awal kariernya, Bob juga banyak ditolak. Namun, dia memilih tidak menyerah dan terus berusaha. Dia menunjukkan, kegigihan telah mengantarkannya pada cita-cita yang diimpikan.

Setelah ditolak The New Yorker sekitar 2.000 kali antara 1974 dan 1977, Bob tetap mengirim kartun, sampai akhirnya diterima. Pada 1981 dia ditawari sebagai kartunis kontrak dan menjadi editor. Secara keseluruhan, buku ini menjawab bahwa dalam upaya meraih kesuksesan, kita memerlukan tekad kuat, hasrat, kegigihan, dan ketabahan.

Pembaca harus berani menghadapi berbagai rintangan. Jangan mau menyerah dan terus berusaha. Selain memuat wawancara orang-orang sukses, buku juga membuktikan bahwa ketabahan bisa dipelajari siapa saja.

Baca Juga :
Jiwa Kesatria

Diresensi Ratnani Latifah. Alumna Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara

Komentar

Komentar
()

Top