Jum'at, 08 Nov 2024, 12:05 WIB

Unjuk Kekuatan, Korsel Gelar Latihan Rudal Balistik Setelah Peluncuran Rudal Korut

Rudal balistik Hyunmoo-II ditembakkan dari peluncur erektor transporter (TEL) di Taean, Provinsi Chungcheong Selatan, Korea Selatan dalam foto yang disediakan oleh Kepala Staf Gabungan (JCS), 8 November.

Foto: Yonhap

SEOUL - Korea Selatan menembakkan rudal balistik ke laut sebagai unjuk kekuatan setelah serangkaian peluncuran rudal Korea Utara baru-baru ini, kata Seoul pada hari Jumat (8/11).

Korea Utara yang bersenjata nuklir telah melakukan uji coba apa yang disebutnya sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat yang paling canggih dan kuat serta sejumlah rudal balistik jarak pendek dalam latihan terpisah selama dua minggu terakhir.

Komando militer Korea Selatan mengatakan latihan tembak langsungnya ditujukan untuk menunjukkan "tekad kuat untuk menanggapi dengan tegas setiap provokasi Korea Utara".

Kepala Staf Gabungan menambahkan bahwa hal itu juga menggarisbawahi "kemampuan dan kesiapannya untuk melakukan serangan presisi terhadap sumber provokasi musuh."

Sebuah rudal permukaan-ke-permukaan jarak pendek Hyunmoo dikirim ke Laut Barat dalam latihan tersebut, kata komando militer.

Korea Selatan memulai produksi rudal balistik jarak pendek dalam negeri pada tahun 1970-an untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara. 

Hyunmoo adalah serangkaian rudal yang menjadi kunci bagi sistem serangan pendahuluan 'Kill Chain' negara tersebut, yang memungkinkan Seoul melancarkan serangan pendahuluan jika ada tanda-tanda serangan Korea Utara.

Pada awal Oktober, negara itu pertama kalinya memamerkan rudal balistik terbesarnya, Hyunmoo-5, yang mampu menghancurkan bunker bawah tanah.

Minggu lalu, Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat melakukan latihan udara gabungan yang melibatkan pesawat pengebom B-1B AS, jet tempur F-15K dan KF-16 Korea Selatan, dan jet F-2 Jepang, sebagai tanggapan atas peluncuran ICBM Korea Utara.

Latihan gabungan semacam itu membuat Pyongyang marah, yang menganggapnya sebagai latihan untuk invasi. 

Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Kim Jong Un dan juru bicara utama, menyebut latihan AS-Korea Selatan-Jepang sebagai "penjelasan berbasis tindakan tentang sifat musuh yang paling bermusuhan dan agresif terhadap Republik kita".

Latihan ini merupakan "bukti mutlak mengenai validitas dan urgensi garis pembangunan kekuatan nuklir yang telah kita pilih dan praktikkan," tambahnya.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan: