Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Tinggi | Dosen dari Luar Negeri Harus Miliki Reputasi Internasional

Universitas Brawijaya Terapkan Konsep Perkuliahan "3 in 1"

Foto : ISTIMEWA

Universitas Brawijaya (UB) Malang.

A   A   A   Pengaturan Font

MALANG - Universitas Brawijaya (UB) Malang mulai menerapkan perkuliahan dengan konsep 3 in 1 secara bertahap yang digagas sejak tahun lalu. Perkuliahan ini merupakan bagian dari Program 3 in 1 UB yang bertujuan untuk mendukung dan meningkatkan program internasionalisasi.

Dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya, Maulina Pia Wulandari, di Malang, Jawa Timur, Rabu (26/9), menjelaskan konsep 3 in 1 adalah perkuliahan dengan menghadirkan dosen dari luar negeri dan seorang praktisi serta dosen internal kampus setempat.

"Program 3 in 1 adalah program di mana satu mata kuliah diampu oleh tiga orang pengajar, yakni satu orang dosen dari UB, satu dosen dari universitas luar negeri, dan satu orang praktisi," jelasnya.

Maulina Pia Wulandari yang akrab dipanggil Pia itu mengatakan, dosen dari universitas luar negeri akan mengajar selama dua pekan atau sekitar 40 jam untuk program S1 dan program Pascasarjana. "Jadi, satu mata kuliah terdapat tiga orang pengajar. Dan, program ini tidak hanya berlangsung di FISIP saja tapi juga berlangsung di seluruh fakultas di UB."

Dia menilai perkuliahan dengan program 3 in 1 tersebut sangat bagus untuk meningkatkan wawasan internasional, baik untuk mahasiswa maupun staf pengajar UB dengan mengetahui metode pembelajaran berstandar internasional yang diberikan oleh dosen dari universitas luar negeri. Apalagi, jika dosen luar negeri tersebut memiliki reputasi internasional yang sangat baik.

"Mahasiswa dan staf pengajar di UB bisa belajar banyak dari para dosen luar negeri yang didatangkan untuk mengajar di sini. Bukan hanya sekadar mengajar, tetapi juga mentransfer ilmu dan pengetahuan tentang banyak hal seperti metode pembelajaran terkini, masalah publikasi internasional, penelitian yang berkualitas internasional, hingga pengembangan kurikulum," papar Pia.

Teori PR

Mengawali perkuliahan dengan sistem 3 in 1 tersebut, Program Magister Ilmu Komunikasi Pascasarjana FISIP UB menghadirkan Dr Deborah Wise, dosen senior pada bidang Ilmu Komunikasi dan Public Relations, University of Newcastle, Australia.

Deborah Wise mengisi perkuliahan Teori Public Relations (PR) berjudul "Rights, Duties and Moral Order: The Case for Positioning Theory Underpinning Public Relations".

Materi perkuliahan tersebut diberikan kepada mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Program Pascasarjana FISIP UB peminatan Komunikasi Stratejik.

Dalam materinya, dosen dari negeri Kangguru ini menjelaskan perkembangan teori PR Positioning dalam bidang Public Relations. Selain itu, juga menjelaskan terkait penerapan teori tersebut dalam berbagai studi kasus praktik public relations, baik di Indonesia maupun Australia.

Deborah yang akrab dipanggil Debby itu mengatakan teori PR Positioning adalah teori baru yang dikembangkan oleh ilmuwan public relations dari Australia bernama Dr Melanie James dari University of Newcastle.

Ia dan Pia merupakan anggota tim ilmuwan yang ikut membantu Dr Melanie James dalam membangun dan melanjutkan untuk mengembangkan teori ini.

Debby menjelaskan tentang bagaimana praktisi public relations di Australia menghadapi dan menangani isu dan krisis yang menimpa individu atau organisasi.

Debby yang juga pernah berkarier sebagai seorang praktisi Public Relations di sebuah organisasi nirlaba di Australia juga membagikan pengalamannya dalam mengatasi isu dan krisis yang pernah terjadi di organisasinya. SB/Ant/E-3

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Antara

Komentar

Komentar
()

Top