Universitas Brawijaya Kukuhkan 5 Guru Besar Bidang Ilmu Berbeda
Lima profesor baru Universitas Brawijaya (UB) yang dikukuhkan di Gedung Samantha Krida kampus UB, Sabtu (16/9/2023).
Foto: ANTARA/HO/Humas Universitas BrawijayaMALANG - Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan lima orang profesor baru dengan bidang ilmu berbeda secara bersamaan di Gedung Samantha Krida kampus setempat, Sabtu (16/9).
Kelima profesor baru tersebut adalah Prof. Dr. Tri Eko Susilorini, sebagai profesor bidang Ilmu Produksi Ternak Perah. Prof Tri menjadi profesor aktif ke-18 Fakultas Peternakan (FAPET) dan ke-175 di UB.
Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. Syafrial, sebagai profesor bidang Ilmu Ekonomi Pertanian, dan merupakan profesor aktif ke-29 di Fakultas Pertanian (FP) dan ke-177 di UB. Kemudian, Prof. Dr. Isnani Darti, sebagai profesor bidang ilmu Matematika Terapan, dan menjadi profesor aktif ke-24 di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), dan ke-176 di UB.
Selain itu, Prof. La Choviya Hawa, STP., MP., PhD, sebagai profesor bidang Ilmu Teknik pengolahan Pangan, sebagai profesor aktif ke-11 Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan ke-178 di UB, serta Prof. Dodi Wirawan Irawanto SE., M.Com., Ph.D, sebagai profesor Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia dan menjadi profesor aktif ke-23 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan ke-179 di UB.
Dalam pidato ilmiah berjudul "Teknologi Morfobiomol untuk Pengembangan Kambing Perah Lokal dan Peningkatan Produksi Susu", Prof Tri Eko mengatakan populasi, produksi susu dan mutu genetik kambing perah sampai saat ini belum menunjukkan peningkatan secara nyata.
Oleh karena itu, Prof.Tri Eko mengajukan gagasan teknologi morfobiomol yang merupakan perpaduan morfologi dan teknologi biomolekuler dalam upaya pengembangan kambing perah dan peningkatan produksi susu.
"Permasalahan pengembangan peternakan kambing perah sampai saat ini adalah belum tersedianya bibit ternak dengan mutu genetik tinggi yang tersedia secara kontinyu, kekurangan bibit unggul. Untuk itu dibutuhkan peran perguruan tinggi melakukan kajian tentang hal tersebut," katanya.
Sementara itu, Prof. Syafrial yang mengambil judul "Meta-Model23 sebagai Landasan Perumusan Kebijakan Peningkatan Produksi Ketahanan Pangan", mengatakan masalah kerawanan pangan, hingga saat ini masih menjadi perhatian global dari tujuan pembangunan berkelanjutan.
"Dalam hal ini implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) kedua, yaitu mencapai ketahanan pangan global, peningkatan gizi masyarakat dan mendorong pertanian berkelanjutan," ucapnya.
Pertanian, katanya, mampu meningkatkan ketahanan pangan dan gizi global melalui dua cara, yakni pertama, meningkatkan kuantitas dan keragaman pasokan pangan dan kedua, memberikan penghasilan bagi masyarakat yang bergerak di sektor ini.
Dengan dikukuhkannya kelima profesor tersebut, Universitas Brawijaya memiliki profesor aktif sebanyak 179 profesor dan 338 profesor secara keseluruhan.*
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Jenderal Bintang Empat Akan Lakukan Ini untuk Dukung Swasembada Pangan
- 2 Satu Dekade Transformasi, BPJS Ketenagakerjaan Torehkan Capaian Positif
- 3 Warga Dibekali Literasi Digital Wujudkan IKN Kota Inklusif
- 4 Butuh Perjuangan Ekstra, Petugas Gabungan Gunakan Perahu Salurkan Bantuan ke Lokasi Terisolasi
- 5 Pengamat: Rendahnya Pengetahuan Masyarakat Dieksploitasi "Pemain" Judol
Berita Terkini
- Bank Mandiri Perluas Ekosistem Pembayaran Digital Lewat Kolaborasi dengan K3MART
- Kolaborasi Lokakarya dari Deepublish dan SEAQIL Sukses Tingkatkan Keterampilan Guru di Yogyakarta
- Fadli Zon Ungkap Desa Budaya Merupakan Contoh Nyata Ketangguhan Budaya
- Sertifikasi Halal, Kunci Keberhasilan Merek F&B di Pasar Indonesia
- Pentingnya Pembangunan Jalan Baru, Prioritaskan Akses Desa ke Kota