Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Minggu, 03 Sep 2023, 13:00 WIB

Uni Eropa dan Tiongkok Siap Kembangkan Teknologi Daur Ulang Energi Terbarukan

Foto: Istimewa

Seiring dengan akan berakhirnya siklus hidup jutaan ton peralatan energi terbarukan yang ada, Tiongkok sedang mencari solusi untuk mendaur ulang turbin angin dan panel surya yang sudah tua dan berharap untuk memiliki skema daur ulang pada tahun 2030.

Pada saat yang sama, perusahaan-perusahaan Eropa sedang mengembangkan teknologi untuk mendaur ulang turbin angin sepenuhnya, sementara daur ulang baterai diproyeksikan menjadi menguntungkan dan berkelanjutan pada tahun 2035.

Dilansir dari Balkan Green Energy News, limbah dari fasilitas pembangkit listrik tenaga angin dan surya yang sudah tidak beroperasi biasanya berakhir di tempat pembuangan akhir, dan daur ulang yang tidak memadai merupakan salah satu argumen yang sering digunakan oleh para pengkritik energi terbarukan.

Lembaga-lembaga di Tiongkok kini telah mengumumkan bahwa aturan dan standar baru tentang cara membongkar dan mendaur ulang fasilitas tenaga angin dan surya akan disusun, menurut sebuah laporan dari Recharge. Mereka berharap sistem ini akan "pada dasarnya matang" pada tahun 2030.

Skema ini akan melibatkan aturan untuk membongkar dan mendaur ulang pembangkit listrik tenaga angin dan surya Banyak panel surya dan turbin angin di Cina dipasang pada awal tahun 2000-an, dan siklus hidup peralatan ini biasanya sekitar 20-25 tahun. Menurut proyeksi, negara ini perlu mendaur ulang 1,5 juta metrik ton panel surya pada tahun 2030, dan sebanyak 20 juta ton pada tahun 2050, demikian yang dilaporkan Recharge.

Pada tahun 2040, Tiongkok diperkirakan akan memiliki sekitar 250 GW modul fotovoltaik dan 280 GW turbin angin yang perlu dinonaktifkan. Negeri Tirai Bambu adalah pengguna dan produsen peralatan energi terbarukan terbesar di dunia.

Menurut Recharge, negara ini memiliki sekitar 1.161 GW kapasitas terpasang. Diperkirakan bahwa kapasitas tenaga angin dan matahari di negara ini akan mencapai 3.300 GW pada tahun 2030.

"Turbin angin 85%-95% dapat didaur ulang, tetapi daur ulang baling-balingnya cukup sulit karena terbuat dari bahan komposit," menurut laporan WindEurope.

Di Eropa, perusahaan rintisan asal Denmark, Continuum Group, mengklaim bahwa mereka telah mengembangkan teknologi untuk mendaur ulang baling-baling turbin angin secara penuh, sementara perusahaan asal Spanyol, EnergyLOOP, berencana untuk membangun pabrik daur ulang baling-baling yang inovatif paling cepat pada tahun 2024. Juga di Denmark, produsen turbin angin Vestas telah meluncurkan proses kimiawi yang mampu mendaur ulang baling-baling yang ada.

Pada saat yang sama, Siemens Gamesa telah memasang turbin angin lepas pantai pertama di dunia dengan baling-baling yang dapat didaur ulang. Pemasangan dilakukan di proyek angin lepas pantai Kaskasi milik perusahaan energi raksasa Jerman, RWE, pada tahun 2022.

Terkait baterai, sebuah laporan dari Strategy &, bagian dari jaringan PwC, mengklaim bahwa daur ulang baterai diperkirakan akan menjadi bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan pada tahun 2035, dengan pendapatan sekitar 8 miliar Euro dan potensi pengurangan biaya baterai.

Menurut laporan tersebut, lebih dari 2 miliar Euro diperkirakan akan diinvestasikan ke pasar daur ulang Uni Eropa pada tahun 2030, sementara untuk menangani pertumbuhan pasar lebih lanjut hingga tahun 2035 akan membutuhkan tambahan 7 miliar Euro.

Redaktur: Fiter Bagus

Penulis: Rivaldi Dani Rahmadi

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.