UNESCO Peringatkan Alat AI Menghasilkan Konten Seksis, Merugikan Perempuan
Logo OpenAI.
Program tersebut menghasilkan teks yang mengkaitkan nama perempuan dengan kata-kata seperti "rumah", "keluarga", atau "anak-anak", namun nama laki-laki dikaitkan dengan "bisnis", "gaji", atau "karir".
Meskipun laki-laki digambarkan memiliki pekerjaan berstatus tinggi seperti guru, pengacara, dan dokter, perempuan sering kali berperan sebagai pelacur, juru masak, atau pembantu rumah tangga.
GPT-3.5 ternyata tidak begitu bias gender dibandingkan dua model lainnya.
Namun, penulis memuji Llama 2 dan GPT-2 karena bersifat open source, sehingga permasalahan ini dapat diteliti dengan cermat, tidak seperti GPT-3.5, yang merupakan model tertutup.
Perusahaan AI "benar-benar tidak melayani semua penggunanya", kata Leona Verdadero, pakar kebijakan digital UNESCO, kepada AFP.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Lili Lestari
Komentar
()Muat lainnya