UMKM Perbatasan Terbantu dengan Pembiayaan KUR untuk Kembangkan Usaha
- KUR
Pontianak - Pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di daerah perbatasan Indonesia - Malaysia seperti di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat mengaku sangat terbantu adanya pembiayaan untuk modal melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) terutama untuk dapat mengembangkan usaha.

Ket. Produk UMKM Kalbar
Doc: Antara
"Awal usaha tentu modal kecil, apa adanya. Stok belanja sembako menyesuaikan modal kita. Alhamdulillah orang ramai membeli jadi kita harus cari tambahan modal. Dengan adanya KUR BRI, kita kembangkan usaha," ujar pedagang toko sembako, Wulan saat dihubungi di Sendoyan, Sambas, Rabu (26/7).
Ia menjelaskan, saat pertama pinjam modal dari KUR BRI sebesar Rp25 juta. Dengan modal tersebut stok belanjaan sembako ditambah dan kemudian jenis barang - barang yang dibutuhkan juga ditambah.
"Dengan modal yang ada kita bisa membeli stok barang lebih banyak dan tidak perlu capek beberapa kali belanja karena modal kecil," jelas dia.
Menurutnya, dengan KUR BRI sangat membantu usahanya untuk berkembang. Selain itu tidak kalah penting ikut membantu orang mendekatkan pasar untuk kebutuhan sembako dan produk lainnya.
"Kita buka usaha ini kan yang pertama bisnis dan bagi kami itu bisa menolong juga orang untuk membeli barang lebih dekat. Pasalnya untuk ke pasar besar belanja butuh satu sampai dua jam," jelas dia.
Hal senada juga disampaikan pengusaha UMKM keripik, Sulina. Dalam menambah fasilitas usaha dan modal produksi ia meminjam KUR dari BRI sudah total sebesar Rp90 juta.
Anda mungkin tertarik:
"Pada 2021 menjadi awal saya meminjam KUR BRI sebesar Rp40 juta untuk mengembangkan fasilitas di dapur industri dan untuk peningkatan produksi," jelas dia.
Ia menambahkan karena permintaan keripik terus meningkat, selang dua tahun kemudian dia kembali meminjam KUR BRI sebesar Rp50 juta untuk menambah modal produksi.
"Modal menjadi tantangan dasar namun ada solusi dari KUR BRI. Peminjaman yang mudah dan cepat serta bunga rendah sangat membantu kami selaku UMKM," kata dia.
Sebelumnya Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mencatat realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) di daerah itu dari Januari hingga Februari 2025 sudah mencapai Rp626,07 miliar untuk 9.171 debitur.
Untuk realisasi KUR terbesar di Kabupaten Ketapang sebesar Rp83,80 miliar untuk 1.119 debitur. Sedangkan realisasi KUR terendah di Kabupaten Kayong Utara sebesar Rp14,10 miliar untuk 211 debitur.
"Untuk target realisasi KUR di Kalbar pada 2025 sendiri sebesar Rp4,42 triliun untuk 47.094 debitur," ujar Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran II Kanwil DJPb Provinsi Kalbar Yulianto di Pontianak.
Berdasarkan data lembaga penyalur, BRI memiliki andil besar dalam penyaluran KUR tersebut yakni 52,57 persen. Selanjutnya disusul Bank Mandiri 27,30 persen, BNI 7,15 persen, BPD Kalbar 5,78 persen, BSI 5,57 persen dan bank atau lembaga keuangan lainnya 1,55 persen.