Ulama MUI Bogor Diharap Melek Politik 

BOGOR - Ketua Bidang Pendidikan dan Pengaderan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar, berharap kader ulama melek politik. Dia mengingatkan bahwa politik menurut kacamata kader ulama bukanlah ghoyah (tujuan), tapi wasilah (perantara) untuk membangun Kabupaten Bogor.
"Itulah yang dinamakan politik langit," kata Saepudin saat menyampaikan materi kepada peserta Pendidikan Kader Ulama MUI Kabupaten Bogor Angkatan XVI, di Sukaraja, Bogor, Selasa (19/7). Saepudin atau Gus Udin mengajak para kader ulama MUI Bogor turut serta membangun masyarakat lewat jalur politik. Sebab, berbagai kebijakan yang dilahirkan pemerintah merupakan produk politik.
Dia juga mengajak kader ulama berkontribusi di jalur politik seperti mengedukasi masyarakat agar menjadi pemilih cerdas. Ini mulai dari memilih calon legislatif hingga kepala desa setempat. "Kader PKU harus berperan serta dalam pembangunan baik dalam sisi pemikiran maupun kebijakan," kata Dosen Universitas Djuanda Bogor itu.
Menurut dia, kader ulama bentukan MUI Kabupaten Bogor memiliki kemampuan dan kapasitas mumpuni serta keilmuan, sehingga menjadi bekal saat berperan dalam pembangunan. "Jika dihitung, setiap angkatan ada 50 kader dari 40 kecamatan. Saat ini sudah angkatan ke-16. Artinya, sudah pantas kader PKU untuk berperan serta dalam pembangunan baik tingkat lokal maupun nasional dengan prinsip saling mendukung satu sama lain," ujarnya.
Proses seleksi peserta PKU tersebut dilakukan dengan menyeleksi mulai dari keilmuan, pengetahuan agama, wawasan kebangsaan, politik, dan kedaerahan. Berbagai poin penilaian itu menjadi tolok ukur kepantasan kader PKU untuk berperan di berbagai bidang.