Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ukraina Putuskan Hubungan Diplomatik Usai Iran Pasok Drone Mematikan ke Rusia

Foto : Reuters

Petugas pemadam kebakaran Layanan Darurat Negara Ukraina memadamkan api setelah serangan roket Rusia menghantam pembangkit listrik di Kharkiv, Ukraina.

A   A   A   Pengaturan Font

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Selasa (18/10) menuturkan negaranya akan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran karena memasok drone "kamikaze" yang mematikan ke Rusia.

Diketahui Moskow telah meluncurkan puluhan drone Shahed 136 yang diduga buatan Iran di kota-kota Ukraina dalam dua minggu terakhir, dan menghancurkan infrastruktur energi serta menewaskan warga sipil.

"Tindakan Iran keji dan menipu," kata ujar Kuleba, seperti dikutip dari Arab News.

"Kami tidak akan membuat mereka menderita, karena semua tindakan itu dilakukan sementara Iran mengatakan kepada kami bahwa mereka tidak mendukung perang dan tidak akan mendukung pihak manapun dengan senjata mereka," lanjutnya.

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia telah menghancurkan hampir sepertiga pembangkit listrik Ukraina dalam seminggu terakhir dalam upaya Moskow menghujani lebih banyak rudal ke infrastruktur dalam kampanye untuk mengintimidasi warga sipil.

Setidaknya lebih dari 1.100 kota dan desa di seluruh Ukraina dilaporkan gelap gulita selama 10 hari terakhir usai serangan udara Rusia membombardir fasilitas listrik dan energi di seluruh negeri.

Juru bicara layanan darurat Ukraina, Oleksandr Khorunzhyi, mengatakan Rusia telah melangsungkan sekitar 190 serangan massal dengan rudal, drone kamikaze, dan artileri ke 16 wilayah Ukraina dalam 10 hari terakhir . Russia bahkan kembali menyerang sejumlah fasilitas di ibu kota Kyiv.

"Untuk saat ini, 1.162 pemukiman di Dnipropetrovsk, Kirovograd, Zhytomyr, Kharkiv, Donetsk, Zaporizhzhia, Lugansk, Mykolaiv, wilayah Kherson tetap terputus dari listrik," ujar Khorunzhyi, seperti dikutip dari AFP.

Akibat berbagai serangan itu, Khorunzhyi menuturkan lebih dari 70 orang tewas dan 240 lainnya terluka.

Khorunzhyi juga mengatakan serangan Rusia dilaporkan juga merusak setidaknya 380 bangunan termasuk sejumlah fasilitas infrastruktur penting, khususnya fasilitas energi, dan fasilitas sipil, seperti rumah pribadi, dan bangunan tempat tinggal bertingkat tinggi.

"Sekitar 140 bangunan tempat tinggal telah dihantam sejak 7 Oktober," katanya.

Pakta pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa (18/10) berjanji untuk memasok sistem pertahanan udara ke Ukraina untuk memerangi drone.

"Dalam beberapa hari mendatang akan mengirimkan sistem kontra-drone untuk melawan ancaman spesifik drone, termasuk yang berasal dari Iran," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

Diberitakan sebelumnya, Amerika Serikat (AS) setuju dengan penilaian Inggris dan Prancis yang mengatakan bahwa Iran telah memasok drone ke Rusia, sekaligus melanggar resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mendukung kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan dunia.

"Sebelumnya hari ini, sekutu Prancis dan Inggris kami secara terbuka menawarkan penilaian bahwa pasokan Iran dari UAV ini (untuk) Rusia adalah pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB 2231," kata Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel pada Senin (17/10).

Juru bicara Gedung Putih Karinne Jean-Pierre juga menuduh Teheran berbohong ketika mengatakan drone Iran tidak digunakan oleh Rusia di Ukraina.

Resolusi 2231 sendiri mendukung kesepakatan antara Iran dan Inggris, Tiongkok, Prancis, Jerman, Rusia dan AS yang membatasi aktivitas pengayaan uranium Teheran, dengan tujuan mempersulit Iran untuk mengembangkan senjata nuklir sambil mencabut sanksi internasional.

Di bawah resolusi tersebut, embargo senjata konvensional terhadap Iran berlaku hingga Oktober 2020. Terlepas dari upaya mantan presiden Donald Trump yang mengeluarkan AS dari kesepakatan pada 2018, untuk memperpanjang embargo senjata, Dewan Keamanan menolaknya, membuka jalan bagi Iran untuk melanjutkan ekspor senjata.

Namun, diplomat Barat mengatakan resolusi itu masih mencakup pembatasan rudal dan teknologi terkait yang berlangsung hingga Oktober 2023 dan yang mencakup ekspor dan pembelian sistem militer canggih seperti drone.

"Adalah keyakinan kami bahwa UAV yang ditransfer dari Iran ke Rusia dan digunakan oleh Rusia di Ukraina adalah salah satu senjata yang akan tetap diembargo di bawah 2231," kata Patel.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top