Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ukraina "Puas" dengan Dialog Perdamaian yang Dipimpin Saudi

Foto : Aljazeera/AFP/SPA/Bandar Al-Jaloud

Pada Mei lalu, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menjamu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy selama KTT Liga Arab di Jeddah.

A   A   A   Pengaturan Font

KIEV - Ukraina pada Senin (7/8) mengatakan "puas" dengan pertemuan puncak yang diadakan di Arab Saudi akhir pekan lalu tentang penyelesaian damai untuk mengakhiri pertempuran. Dalam dialog tersebut Moskow tidak diundang.

Perwakilan dari sekitar 40 negara termasuk Tiongkok, India, Amerika Serikat dan Ukraina ikut serta dalam KTT perdamaian yang diadakan di Jeddah.

"Kami sangat puas dengan hasil KTT tersebut," kata Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak.

"Pertemuan di Arab Saudi adalah latihan untuk dunia di mana tidak ada tempat untuk agresi biadab (oleh Rusia)."

Dia mengatakan ada kesepakatan tentang pertemuan berikutnya, "tetapi tidak ada tanggal pasti" dan mengatakan bahwa "lebih banyak negara akan berpartisipasi".

Dia mengatakan seorang perwakilan Tiongkok "hadir di semua acara."

"Tidak ada alasan untuk meragukan bahwa prinsip 'Tidak ada apa-apa tentang Ukraina tanpa Ukraina' sedang dilanggar," tambahnya.

Rusia sebelumnya mengatakan bahwa penyelesaian damai hanya mungkin dilakukan jika Kiev menurunkan senjatanya.

Rusia, yang tidak diundang ke KTT itu, mengatakan, sebuah resolusi dimungkinkan jika Ukraina "menghentikan permusuhan dan serangan teroris" dan jika negara-negara Barat menghentikan pasokan senjata ke Kiev.

Ia juga meminta Ukraina untuk menyerahkan wilayah pendudukannya ke Moskow.

"Fondasi asli dari kedaulatan Ukraina -- statusnya yang netral, nonblok dan non-nuklir -- harus dikonfirmasi," kata juru bicara kementerian luar negeri Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan.

Lebih dari setahun dalam kampanye Moskow di Ukraina, pasukan Kiev terus maju dengan serangan yang telah lama ditunggu-tunggu untuk merebut kembali wilayah yang diduduki.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top