Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan Industri I Menyebabkan Daya Saing Produk Keramik Melemah

Turunkan Harga Gas Industri

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Menurut Haris, sektor manufaktur sangat penting mengingat selama ini sektor industri ini konsisten memberikan kontribusi besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Multiplier effect dari industrialisasi meliputi peningkatan penyerapan tenaga kerja serta penerimaan devisa dari investasi dan ekspor.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan, industri pengolahan masih menjadi penyumbang signifikan terhadap struktur Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga 20,07 persen pada triwulan I tahun 2019. Pencapaian ini naik dibanding capaian sepanjang tahun 2018 sebesar 19,86 persen.

Masih Kompetitif

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membantah apabila harga gas industri nasional masih tinggi. Apalagi pemerintah telah menerbitkan PP No 40/ 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi dan produk hukum turunannya. Menurut Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi, harga gas industri relatif stabil dan kompetitif dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

"Kalau kita lihat lebih detail perbandingan dari titik referensi yang sama, harga hulu di Indonesia sebesar 5,3 dollar AS per MMBTU, ini terbilang kompetitif," ungkapnya.

Agung Pribadi menuturkan, rendahnya harga gas di Malaysia ditopang dari struktur biaya pembentukan gas yang menerapkan Regulation Bellow Cost (RBC). Sistem RBC menuntut adanya penerapan subsidi sehingga membuat harga gas di Malaysia lebih murah. Di Thailand dan Tiongkok menjalankan model indeksasi ke harga minyak. Jika harga minyak naik, maka harga gas akan naik.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top