Rabu, 13 Nov 2024, 02:45 WIB

Trump Pilih Marco Rubio jadi Menlu AS

Senator Marco Rubio

Foto: AFP/Rebecca NOBLE

WASHINGTON DC - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, pada Senin (11/11) mengumumkan anggota baru pemerintahannya dan diperkirakan akan memilih Senator Marco Rubio sebagai menteri luar negeri.

Baik Rubio maupun anggota Kongres Michael Waltz, yang telah didapuk untuk jabatan  sebagai penasihat keamanan nasional, memiliki pandangan yang sangat agresif terhadap Tiongkok, dimana mereka lihat negara itu sebagai ancaman dan tantangan terhadap kekuatan ekonomi dan militer AS.

Kedua orang yang ditunjuk akan menjadi arsitek utama kebijakan luar negeri Trump yang mengusung prinsip America First, di mana presiden terpilih berjanji untuk mengakhiri perang yang berkecamuk di Ukraina dan Timur Tengah, serta menghindari keterlibatan militer AS lebih lanjut.

Trump, 78 tahun, beberapa waktu telah bersumpah bahwa masa jabatan keduanya akan menghasilkan perombakan radikal dalam pemerintahan federal. Sebelumnya Trump mengumumkan Tom Homan sebagai pejabat perbatasan dengan tugas utama mendeportasi massal migran tak berdokumen.

Dalam pengumuman lebih lanjut, Lee Zeldin, kabarnya akan diusulkan sebagai kepala Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) dengan mandat untuk memangkas regulasi iklim dan polusi yang dianggap hambatan birokrasi oleh para pebisnis.

“Kami akan memulihkan dominasi energi AS, merevitalisasi industri otomotif kami untuk mengembalikan lapangan kerja Amerika, dan menjadikan AS pemimpin global AI. Kami akan melakukannya sambil melindungi akses ke udara dan air bersih,” tulis Zeldin di media sosial X.

Perubahan Haluan

Mereka yang ditunjuk Trump untuk mengisi jabatan di kabinet seperti Stefanik, Zeldin, dan menteri luar negeri, akan memerlukan persetujuan Senat, namun Trump berharap dapat menghindari pengawasan dari majelis tinggi dengan melakukan pengangkatan saat majelis sedang dalam masa reses.

Kemungkinan pencalonan Rubio, yang dilaporkan oleh media AS seperti The New York TimesThe Washington Post, dan Politico, akan menandai perubahan haluan yang luar biasa dalam hubungan antara kedua pria tersebut.

Pada tahun 2016, ketika mereka bersaing untuk mendapatkan nominasi presiden dari Partai Republik, Rubio menyebut Trump sebagai “penipu” dan “orang paling vulgar yang pernah bercita-cita menjadi presiden.”

Namun setelah itu, Rubio kemudian menjadi salah satu senator yang paling lantang menentang Beijing, berupaya mempersulit perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk beroperasi di AS dan memimpin upaya kongres untuk menghukum Tiongkok atas dasar hak asasi manusia. AFP/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: AFP

Tag Terkait:

Bagikan: