Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Inovasi Kesehatan

Transplantasi Pertama Jantung Babi kepada Manusia Berhasil

Foto : ISTIMEWA

OPERASI PASIEN I Tim bedah xenotransplantasi di Fakultas Kedokteran Universitas Maryland melakukan operasi kepada pasien Dave Bennett, 57 tahun, dari Maryland, AS.

A   A   A   Pengaturan Font

MARYLAND - Seorang pria asal Maryland, Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah hidup selama tiga hari dengan jantung babi yang berdetak di dalam dadanya. Operasi xenotransplantasi di University of Maryland Medical Center, menandai pertama kalinya babi yang diedit gennya, digunakan sebagai donor organ. Dave Bennett, 57 tahun, setuju mengambil risiko operasi eksperimental itu. Dia berharap itu akan memberinya kesempatan hidup bersama anjing kesayangannya, Lucky.

"Ini benar-benar keajaiban. Itulah yang dibutuhkan ayahku. Itulah yang kurasakan dia dapatkan," kata putranya, David, Minggu (9/1), dua hari setelah operasi ayahnya. Dalam operasi sembilan jam, dokter mengganti jantungnya dengan jantung babi berusia 1 tahun seberat 240 pon yang gennya diedit dan dibesarkan secara khusus untuk tujuan ini.

Bennett bernapas sendiri tanpa ventilator, meskipun tetap menggunakan Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO), mesin pompa yang mengalirkan darah melalui paru-paru, yang melakukan sekitar setengah pekerjaan memompa darah ke seluruh tubuhnya. Dokter berencana menyapihnya secara perlahan.

Para ilmuwan telah bekerja selama beberapa dekade untuk menyelamatkan nyawa manusia dengan organ hewan. Lebih dari 100.000 orang menunggu transplantasi organ, menderita gejala dan efek samping yang mengerikan. Sekitar 6.000 meninggal setiap tahun menunggu orang lain memberi ginjal, jantung, atau paru-paru. Babi memiliki organ yang mirip dengan manusia. Jika organ-organ itu dapat digunakan dalam transplantasi, penantian akan berakhir. Itulah janji dari apa yang disebut xenotransplantasi dan berhasil mengambil lompatan besar ke depan dengan operasi Bennett, Jumat, pekan lalu.

"Ini benar-benar terobosan luar biasa. Saya senang dengan berita ini dan harapan yang diberikan kepada keluarga dan pasien lain. Mereka akhirnya diselamatkan terobosan ini," kata Robert Montgomery, ahli bedah transplantasi di NYU Langone dan juga pasien transplantasi jantung.

Pada bulan September, Montgomery memajukan pekerjaannya dengan menjadi orang pertama yang melakukan transplantasi ginjal babi ke dalam tubuh seseorang, tetapi dalam kasus itu, dan operasi berikutnya pada bulan Desember, orang tersebut dinyatakan mati otak. Montgomery mempertahankan fungsi tubuh melalui mesin selama lebih dari dua hari setiap kali. Ini menunjukkan bahwa sistem kekebalan manusia tidak akan langsung menolak ginjal dari babi yang diedit gennya.

"Kita semua telah melakukan ini untuk waktu yang sangat lama. Saya yakin menjadi yang pertama pasti menyenangkan," kata Joseph Tector, ahli bedah transplantasi dan peneliti xenotransplantasi di University of Miami. Tector, yang berfokus pada transplantasi ginjal, menunggu sampai yakin dapat memberi hasil andal dan tahan lama.

Aktivis Keberatan

Sementara itu, aktivis hak-hak binatang keberatan penggunaan organ babi. Akan ada lebih banyak organ manusia yang tersedia untuk transplantasi jika otoritas kesehatan menganggap semua orang adalah donor organ. Sedangkan ahli etika memiliki lebih sedikit kekhawatiran. "Percobaan pada hewan sangat penting untuk memulai terapi baru pada manusia," kata Pendeta Tadeusz Pacholczyk, Direktur Pendidikan di Pusat Bioetika Katolik Nasional di Philadelphia.

Sekitar 3.000 orang Amerika per tahun cukup beruntung karena mendapatkan jantung baru. Sedang 20 persennya masuk daftar tunggu, mati menunggu atau menjadi terlalu sakit untuk menerimanya. Bennett tidak memenuhi syarat untuk daftar, karena tidak mengikuti perintah dokter. Dia melewatkan janji medis dan menghentikan obat yang diresepkan. Sejarah telah menunjukkan bahwa orang dengan rekam jejak seperti itu tidak berhasil dengan transplantasi organ.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top