Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 25 Nov 2019, 01:00 WIB

Transformasi Pendidikan Bangsa

Foto: Koran Jakarta/Ones

OLEH DR HETIFAH SJAIFUDIAN

Hari Guru ( HG ) selalu diperingati sebagai bentuk apresiasi terhadap profesi guru. Tahun 2019 ini, bertepatan dengan dimulainya roda pemerintahan baru, HG tanggal 25 November mesti dijadikan momentum untuk bersama-sama bangkit menyongsong era pendidikan modern. Guru adalah determinan terbesar bagi keberhasilan pendidikan suatu bangsa.

Dengan guru-guru berkualitas dan bermotivasi tinggi, transfer ilmu serta inspirasi akan dapat berjalan baik, meski banyak keterbatasan. Kita dapat melihat di salah satu film anak Indonesia yang cukup populer, Laskar Pelangi. Tokoh guru yang digambarkan, Bu Mus dapat menginspirasi para siswa untuk terus belajar dan menggapai mimpi, meski bangunan sekolah tidak layak. Sarana pembelajaran pun masih menggunakan kapur tulis dan papan reyot.

Dalam film tersebut juga digambarkan, dalam lomba kesenian dan cerdas cermat, mereka dapat mengalahkan sekolah elite dengan fasilitas dan sumber daya yang jauh lebih baik. Pada akhir tetralogi Laskar Pelangi, Lintang, tokoh utama cerita tersebut, dapat menempuh pendidikan di Sorbonne University, Paris, Prancis, salah satu universitas terbaik dunia. Semua hanya berawal dari sebuah ruang kelas kecil SD Muhammadiyah Gantong, Belitung.

Dari sini dapat dilihat seorang guru Bu Mus dapat menjadi pelita anak-anak, walau kondisi pada saat itu sangat jauh dari ideal. Sebaliknya, dengan infrastruktur dan sarana prasarana sebaik apa pun, jika sumber daya pengajar tidak memiliki kapasitas dan motivasi tinggi dalam

mendidik, semua sia-sia. Tidak ada teknologi, fasilitas, dan infrastruktur secanggih dan semahal apa pun yang dapat menggantikan semangat, kegigihan, serta hubungan batin yang tercipta antara guru dan siswa.

Tentu tidak dapata dinafikan pentingnya pembangunan i n f r a s t r u k t u r pendidikan bersama sarana prasarana penunjangnya. Tahun 2019 ini, Komisi X DPR sedang merancang undang-undang khusus fasilitas sarana prasarana pendidikan. Tujuannya, demi menjamin proses pembangunan infrastruktur berjalan cepat. Kemendikbud juga sedang mengupayakan sensus infrastruktur pendidikan nasional guna memetakan sekolah-sekolah yang perlu diperbaiki perbaikan.

Namun, tentu saja proses tersebut tidak dapat berjalan secara instan. Selama proses tersebut, d i h a rapkan p a r a g u r u d a p a t m e n g optimalkan sumber daya sekarang demi proses belajar mengajar yang efektif. Memang sangat tidak mudah menjadi guru di Republik Indonesia ini.

Di satu sisi, guru dituntut untuk selalu memberi yang terbaik kepada murid-murid. Di sisi lain, mereka tidak diberi sarana prasarana terbaik untuk menjalankan tugas tersebut. Belum lagi tuntutan administrasi yang rumit dan memberatkan. Semua itu masih pula dilengkapi dengan masalah belum sejahtera, terutama guru honorer dan swasta.

Lebih Cepat

Berbagai masalah tersebut menjadi pekerjaan rumah negara. Semoga lima tahun ke depan, transformasi dapat berjalan lebih cepat. Cara-cara lama tidak akan lagi dipakai. Reformasi besar-besaran di seluruh lini penyelenggaraan pendidikan. Guru adalah salah satu pihak yang akan paling besar terdampak. Semoga saja dampaknya positif.

Transformasi manajemen guru harus terjadi dari hulu ke hilir. Ini mulai dari tahap perekrutan harus sudah diseleksi calon-calon guru yang benar-benar memiliki passion sebagai seorang pendidik. Program pendidikan guru harus dibuat terjangkau, dengan konten-konten yang relevan kebutuhan masa kini.

Kesejahteraan dasar guru harus dicapai, terlepas dari statusnya. Tunjangan harus diberikan dengan prinsip keadilan, dimana yang berperforma lebih baik akan mendapat tunjangan yang lebih baik juga. Aturan yang rumit harus disederhanakan. Guru harus diberikan ruang untuk berinovasi sesuai dengan keadaan dan kebu tuhan murid. Mekanisme dan sistem untuk menjalankan target-target tersebut sedang dibangun pemerintah.

Semoga di masa depan, guru tidak perlu dipusingkan lagi dengan masalah-masalah lain agar bisa fokus mengajar para peserta didik. Misalnya, guru tidak lagi dipusingkan dengan masalah administrasi karena sistem sudah berjalan secara otomatis. Mereka tidak perlu memikirkan aturan yang mengungkung dan memberatkan karena ruang-ruang inovasi sudah tercipta. Tidak perlu memikirkan kesejahteraan karena sudah terjamin. Guru harus okus mendidik dan menginspirasi murid.

Terima kasih kepada seluruh guru dan tenaga pendidik yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Peran guru sangat mulia. Para guru benar-benar agen perubahan.

Penulis Wakil Ketua Komisi X DPR, Alumna Flinders University, Adelaide, Australia

Penulis: Arip, CS Koran Jakarta, Dika, Dimas Prasetyo, Dio, Fathrun, Gembong, Hamdan Maulana, Hayyitita, HRD, Ichsan Audit, Ikn, Josephine, Kelly, Khoirunnisa, Koran Jakarta, Leni, Lukman, Mahaga, Monic, Nikko Fe, Opik, Rabiatul Adawiyah, Rizky, Rohmad, Sujar, Tedy, User_test_2, Wahyu Winoto, Wawan, Zaky

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.