Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tragedi Pendidikan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemukulan seorang murid kepada guru yang berujung maut, pantas disebut sebuah tragedi memilukan. Betapa tidak, ketika menjalankan tugas mulia, malah menerima penganiayaan fatal oleh muridnya sendiri. Dunia sudah terbalik. Akal sehat sudah teracumi amarah berlebihan. Dunia pendidikan patut berkabung, bukan hanya untuk menunjukkan simpati dan duka cita mendalam terhadap kematian guru, tetapi juga berkabung atas makin memburuknya karakter murid.

Adalah Budi Cahyono, guru kesenian SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Jawa Timur, yang mengalami nasib nahas hingga harus meregang nyawa dianiaya siswanya, berinisial HI di lingkungan sekolahnya, Kamis (1/2). Budi mantan aktivis Lembaga Seni Mahasiswa Islam Malang.

Pemukulan terjadi saat Budi menyampaikan pelajaran kesenian, HI tertidur di kelas. Budi menghampiri dan mencoret wajahnya dengan tinta. HI tidak terima dan langsung memukul Budi di bagian pelipis. Budi tidak melawan. Ia mengalah atas perlakuan siswanya HI.

Aksi HI tidak sampai di situ. Pulang sekolah, siswa itu menunggu guru Budi di Jalan Raya Jrengik dan kembali menganiaya. Sesampai di rumah, Budi tiba-tiba pingsan dan langsung dirujuk ke RS Dr Soetomo Surabaya. Dokter menyebutkan, dia mengalami mati batang otak dan seluruh organ dalam sudah tidak berfungsi.

Yang sangat menyedihkan, almarhum baru menikah dengan Shinta setahun lalu. Kini istrinya hamil empat bulan. Bisa membayangkan betapa pedih dan pilunya istri dan keluarga besar Budi. Tragedi memilukan ini harus diusut tuntas baik dari sisi pedagogis: mengapa seorang siswa sampai bertindak sangat jauh terhadap gurunya maupun sisi hukum. Apa yang terjadi dalam masyarakat kita, khususnya pelajar? Kemudian, dari sisi hukum juga harus dituntaskan. Pelaku meski masih pelajar dan di bawah umur harus mendapat sanksi hukum berat.

Kasat Reskrim Polres Sampang AKP Heri Kusnanto menyatakan, HI ditangkap Kamis (1/2) pukul 24.00 WIB di rumahnya di Dusun Brekas, Desa Tonjun, Kecamatan Torjun, Sampang dan sebagai tersangka. Kepala Divis Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto Mabes Polri menyarankan, untuk mengautopsi jenazah Budi guna memastikan penyebab kematian

Menteri Pendidikan Nasional Muhadjir Effendi menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada penegak hukum. Sedang dari segi pendidikan, bagaimanapun pendekatan edukatif tetap harus dilakukan. Memang dia harus menanggung akibat perbuatannya, tetapi juga harus diupayakan tidak kehilangan masa depan.

Kasus ini menjadi momentum dunia pendidikan untuk membenahi soal-soal terkait sikap, moral, karakter, dan pola hubungan murid-guru-orangtua, serta lingkungan. Kasus tersebut sudah darurat. Sebab dalam sejumlah peristiwa, banyak siswa merasa tak mau dididik atau diarahkan usai melanggar atau lalai dalam proses belajar.

Guru kerap menjadi objek kekerasan dan disudutkan ketika harus megambil tindakan terhadap murid. Meski demikian, perlu dicatata perilaku guru yang belakang juga terekam dalam berbagai peristiwa bertindak di luar batas. Bahkan di luar etika dan tanggung jawab sebagai pendidik.

Dalam konteks ini, sekolah, guru, siswa, orangtua murid, dan masyarakat diharapkan dapat melihat sistem pendidikan dalam konteks perkembangan masyarakat yang makin terbuka. Selain itu, perkembangan teknologi informasi yang didukung produk gadget canggih serta sarana media sosial lain yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari harus membuat kita lebih arif, bijaksana, dan tetap menjaga etika. Di antaranya, hormat pada orangtua dan guru, serta berpikir jauh ke depan demi kemajuan masyarakat, bangsa, dan negara

Komentar

Komentar
()

Top