Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

TPA Jadi Rumah bagi Warga Miskin, KPNas: Adakah yang Peduli dengan Penataan Pemukiman Pemulung?

Foto : Koran Jakarta/KPNas

Kondisi gubuk tempat tinggal para pemulung di TPST Bantar Gebang, Bekasi,

A   A   A   Pengaturan Font

"Permukiman gubuk yang kebakaran berbatasan dengana TPA akan sangat berbahaya, karena ada gunungan-gunung sampah dan gas metana mudah terbakar dan meledak. Juga memperburuk estetika lingkungan TPST/TPA yang sudah penuh dengan sampah," lanjutnya.

Pemukiman pemulung tidak mendapat pasokan air bersih, misal dari PDAM. Mereka memanfaatkan air sumur pantek kedalaman 11 meteran. MCK seadanya dan menyedihkan. Bahkan, sebagian mereka membuang hajat besar di saluran air, kali pinggiran TPST/TPA, lahan kosong, dll.

Kondisi buruk itu ditambah dengan kondisi lingkungan hidup yang tercemar akibat sampah. Merupakan daerah tercemar. Sekitar permukiman pemulung itu dipenuhi sampah pilahan dan sisa-sisanya. Selain udara kotor, bau, pun ditambah leachate yang mengalir ke sekitar gubuk-gubuk tersebut.

"Apalagi ketika musim hujan tiba, ada pemukiman pemulung terendam air hujan bercampur lindi dan sampah. Merupakan tempat berjangkitnya berbagai penyakit, seperti ISPA, disentri, kulit, dll.," kata Bagong yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Lingkungan Hidup dan Persampahan Nasional (YPLHPI).

Sementara anak-anak mereka dibesarkan dalam kubangan sampah. Anak-anak bermain diantara lingkungan kotor, bau, penuh sampah dan air lindi, serta belatung dan lalat. Padahal anak-anak membutuhkan tempat bermain yang bersih, indah dan menyenangkan. Lingkungan tersebut berdampak pada perkembangan pisik dan psikologis anak dan perempuan hamil.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top