Tour de Ijen Perkenalkan Budaya Lokal Banyuwangi
Foto: istimewaBANYUWANGI - Ajang balap sepeda international "Tour de Banyuwangi Ijen" (ITdBI) yang berlangsung dari tanggal 27 hingga 30 September 2017 akan lebih kental budaya lokal untuk diperkenalkan kepada publik global.
Bupati Abdullah Azwar Anas menjelaskan selain melintasi keindahan alam setempat, para pembalap dalam ajang tahunan yang digelar rutin sejak 2012 itu akan memulai balapan di sejumlah lokasi ikonik di Banyuwangi. Bahkan, ada salah satu lokasi start ditempatkan di Pondok Pesantren Darussalam.
"Kami akan kenalkan budaya pesantren ke publik global. Ini memang saya minta khusus, sekaligus menjadi kampanye ke dunia bahwa Islam adalah agama yang toleran. Pesantren yang menjadi basis pendidikan keislaman di Indonesia tetap menyebarkan nilai-nilai toleransi," kata Anas di Banyuwangi, kemarin.
Anas pun meminta setiap "liasion officer" atau pendamping pebalap untuk mengantongi materi terkait posisi pesantren dalam menyemai nilai-nilai toleransi. "Para LO wajib menjelaskan hal ini, biar dunia internasional tahu bagaimana toleransi ditegakkan di Indonesia," ujar bupati berusia 44 tahun ini.
Para santri, kata dia, nanti telah siap menyambut hangat para pebalap. Ratusan pebalap dari berbagai negara dan wisatawan yang datang kami ajak mencoba tradisi berpakaian sarung dan berkopiah ala Indonesia. "Kami jelaskan pula makna sarung dan apa itu kopiah yang fungsinya berbeda dengan topi. Pasti ini pengalaman baru bagi mereka," kata Anas.
Anas menjelaskan, kompetisi balap sepeda ini dirancang dari awal berkonsep sport tourism, di mana event balap sepeda dibalut dengan pariwisata. Untuk itu, selain persiapan teknis terus dimatangkan, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah atraksi seni-budaya.
"Karena Tour de Banyuwangi Ijen menjadi balap sepeda terbaik di Indonesia, tentunya ini menjadi perhatian banyak pihak. Dan ini kami manfaatkan sebagai sarana promosi internasional bagi Indonesia, khususnya Banyuwangi," ucap Anas.
Tour de Banyuwangi Ijen tahun ini bakal melintasi empat etape jalanan sepanjang 533 kilometer. Balap sepeda ini akan diikuti 20 tim dari 29 negara. Balapan ini pun telah mendapat nilai "excellent" dari Federasi Balap Sepeda Dunia (UCI), yang menjadikan ITdBI sebagai balapan terbaik di Indonesia.
Selain budaya pesantren, kata Anas, para pebalap dan wisatawan juga disuguhi sejumlah destinasi, seperti Pantai Watudodol, Bangsring Underwater, Dusun Kakao di Kecamatan Glenmore, dan tentu saja kaki Gunung Ijen yang kawahnya dikenal memancarkan fenomena api biru. Di lokasi start dan finish tiap etape juga akan disuguhkan beragam atraksi seni yang berbeda setiap harinya. Ant/S-2
Redaktur: Sriyono
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Inter Milan Berpeluang Dekati Puncak Klasemen
- 2 City Incar Kemenangan Keempat Beruntun
- 3 Arsenal Berupaya Bangkit di Tengah Tekanan
- 4 Kejati Jateng Usut Dugaan Korupsi Plaza Klaten, Kerugian Negara Capai Rp 10,2 Miliar
- 5 Khofifah Berharap Program Makan Bergizi Gratis Dapat Tingkatkan IQ Anak Indonesia