Tokoh Oposisi Kamboja Diadili atas Tuduhan Penghasutan
Seorang aktivis politik Kamboja yang vokal, Rong Chhun.
Foto: Phonm Penh Post/Hong MeneaPHNOM PENH - Seorang politikus oposisi Kamboja yang vokal muncul di pengadilan pada hari Jumat (20/9) untuk disidang atas tuduhan baru, penghasutan.
Rong Chhun, penasihat Partai Kekuatan Bangsa, yang didirikan tahun lalu, menghadapi hukuman enam tahun penjara jika ia terbukti bersalah atas tuduhan baru yang mencakup "hasutan untuk mengganggu stabilitas sosial".
Surat perintah itu tidak mengatakan secara pasti apa yang dituduhkan kepada Rong Chhun, tetapi penghasutan merupakan tuduhan yang kerap digunakan oleh otoritas Kamboja terhadap para aktivis.
Mantan wakil presiden partai oposisi Candlelight Party mengatakan dia "siap" untuk kembali ke penjara jika ditangkap.
"Ini adalah penindasan dan pembatasan kebebasan saya untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik," katanya kepada wartawan sebelum memasuki ruang sidang.
Puluhan pendukung dan anggota partai berkumpul di luar Pengadilan Kota Phnom Penh untuk menunjukkan dukungan mereka.
Polisi mendirikan barikade di sekitar pengadilan, mencegah jurnalis dan pendukung mendekati pintu masuk.
Rong Chhun sebelumnya ditangkap pada tahun 2020 setelah menuduh pemerintah melakukan "penyimpangan" dalam penentuan batas timur Kamboja dengan Vietnam.
Dia dijatuhi hukuman dua tahun penjara pada bulan Agustus 2021 tetapi dibebaskan tiga bulan kemudian oleh pengadilan banding, dengan sisa hukuman ditangguhkan selama tiga tahun.
Sun Chanthy, pendiri Partai Kekuatan Bangsa, ditangkap pada bulan Mei dan ditempatkan dalam tahanan praperadilan atas tuduhan penghasutan setelah mengkritik pemerintah.
Beberapa anggota partai lainnya juga telah ditangkap dalam beberapa bulan terakhir atas tuduhan serupa.
Kelompok hak asasi manusia menuding pemerintah Kamboja menggunakan kasus hukum sebagai taktik untuk membungkam suara oposisi dan melegitimasi perbedaan pendapat politik.
Pemimpin oposisi lainnya didenda $1,5 juta pada bulan Juli setelah mengatakan Kamboja "semakin buruk dalam hal demokrasi" di bawah kepemimpinan Hun Manet.
Hun Manet memegang kekuasaan pada tahun 2023 setelah ayahnya, Hun Sen, mengundurkan diri setelah hampir empat dekade berkuasa.
Meskipun telah menyerahkan jabatannya, Hun Sen yang saat ini menjabat sebagai presiden Senat, tetap menjadi tokoh berpengaruh dalam politik Kamboja.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- CEO Nvidia Jensen Huang Sebut 'Era AI telah Dimulai'
- Messe Duesseldorf Ajak Industri Plastik dan Karet Indonesia Akselerasi Penerapan Industri Hijau Melalui Pameran K
- Edukasi Pentingnya Nutrisi Toko Susu Hadirkan Area Permainan
- Survei Indikator: Pemilih KIM Plus Banyak Menyeberang ke Andika-Hendi di Pilgub Jateng
- Tiga Merek Baru Mobil Listrik Buatan Tiongkok Resmi Diluncurkan di Indonesia