TNI Utamakan Keselamatan Pilot Susi Air
MEDIA GATHERING -- Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Laksamana Muda TNI Krisdiyanto usai acara Media Gathering, di Kabupaten Bogor, Rabu (15/3).
Foto: DispenadKABUPATEN BOGOR - Kepala Pusat Penerangan Markas Besar TNI, Laksamana Muda TNI Krisdiyanto menegaskan, pihaknya beserta kepolisian sebenarnya mampu mengeksekusi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) penyandera pilot Susi Air, Philips Mark Martens di Papua. Namun, hal tersebut berisiko pada keselamatan sandera.
"Panglima sampaikan kalau kita mau, satuan khusus TNI mampu untuk segera mengeksekusi para separatis," ujar Krisdiyanto kepada para awak media, di Kabupaten Bogor, Rabu (15/3).
Krisdiyanto mengatakan, operasi tersebut meruapakan proses penegakan hukum. Keselamatan sandera menjadi hal yang dikedepankan dalam operasi tersebut.
Dia menambahkan, pihaknya sudah mengantongi beberapa potensi titik lokasi dari KKB tersebut. Pihaknya belum bisa bergerak sebab masih mengedepankan negosiasi. "Namun karena mengikuti kebijakan pemerintah bahwa kita bernegosiasi dulu agar sandera dapat selamat tanpa ada cedera apa pun," jelasnya.
Krisdiyanto mengatakan, saat ini belum ada tambahan personil untuk operasi tersebut. Terkait adanya permintaan pertolongan dari pihak Selandia Baru, dia menegaskan pihak Indonesia masih mampu. "Negoisasi permintaan dari Indonesia bukan dari Selandia Baru, kemarin terakhir pemerintah Selandia Baru menawarkan untuk membantu, namun panglima menyatakan satuan TNI masih cukup," katanya.
Dia memperkirakan, upaya negosiasi untuk membebaskan pilot Susi Air Philips Mark Merthens memerlukan waktu yang panjang. Dia meminta masyarakat untuk bersabar."Memang kalau negoisasi tidak sebentar. Pasti membutuhkan waktu yang panjang dan kita semua harus sabar karena menyangkut nyawa manusia," tandasnya.
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri menyatakan pembebasan sandera berkebangsaan Selandia Baru dari tangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) membutuhkan proses. "Tidak mudah membebaskan sandera yang berada di tangan KKB karena bila tidak diperhitungkan benar-benar dapat menimbulkan korban jiwa," kata Irjen Pol Fakhiri di Jayapura, Papua, Selasa.
Saat ini, katanya pencarian terus dilakukan di beberapa kabupaten yang saling berbatasan mengingat luas wilayah serta kondisi geografis sehingga sangat dibutuhkan ketelitian. Pencarian dilakukan di sekitar Kabupaten Nduga, Lanny Jaya, Jayawijaya, dan Yahukimo karena memang wilayahnya saling terhubung.
Pilot Philip Mark Mahrtens disandera sejak tanggal 7 Februari lalu sesaat setelah mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga,
Berita Trending
- 1 Tiongkok Temukan Padi Abadi, Tanam Sekali Panen 8 Kali
- 2 BKD Banten Periksa Pejabat Kesbangpol Buntut Spanduk Kontroversial
- 3 Digitalisasi Bisa Perkuat Daya Saing Koperasi
- 4 Ini yang Dilakukan Dua Kementerian untuk Majukan Ekonomi Daerah Transmigrasi
- 5 Panglima: Ada 35 Purnawirawan TNI Ikut Calonkan di Pilkada Serentak 2024