TNI Pastikan KRI Diponegoro Tetap Patroli di Beirut Bersama MTF UNIFIL
Seorang anggota pasukan perdamaian PBB terluka akibat baku tembak yang berlangsung semalaman di kota Naqoura, Lebanon selatan, menurut pernyataan markas misi, Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL), pada Sabtu (12/10/2024).
Foto: ANTARA/AnadoluJakarta - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Hariyanto memastikan kapal perang Republik Indonesia KRI Diponegoro-365 tetap berpatroli di sekitar Beirut, Lebanon, bersama Maritime Task Force (MTF) UNIFIL, meskipun militer Israel terus menggempur Lebanon termasuk wilayah Beirut.
Pemerintah Indonesia mengirim 1.000 lebih prajurit TNI untuk bertugas bersama Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) yang tersebar ke dalam satuan-satuan seperti Maritime Task Force, Batalyon Mekanis TNI (INDOBATT), Satgas Pendukung Markas/Force Headquarter Support Unit (FHQSU), Satgas Indo Force Protection Company (FPC), Satgas Koordinasi Sipil-Militer/Civilian Military Coordination (CIMIC) TNI, Satgas Military Community Outreach Unit (MCOU), dan Satgas Level 2 Hospital.
"KRI Diponegoro-365 masih di Lebanon sedangon task(patroli laut," kata Kapuspen saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Situasi di Lebanon memanas setelah militer Israel (IDF) sejak minggu lalu terus menggempur wilayah selatan Lebanon dan pusat kota di Beirut melalui serangan-serangan udara dan invasi darat. Militer Israel berdalih serangan mereka ke Lebanon ditujukan ke kelompok Hizbullah.
Namun, militer Israel pada beberapa kesempatan kerap melanggar garis batas wilayah di Blue Line dan menyerang markas UNIFIL di beberapa tempat.
UNIFIL yang bertugas di Lebanon sebagaimana dimandatkan oleh Dewan Keamanan (DK) PBB pun berulang kali mengecam aksi militer Israel itu dan mengingatkan mereka serangan yang disengaja ke pasukan perdamaian merupakan pelanggaran terhadap Resolusi DK PBB Nomor 1701.
UNIFIL dalam siaran resmi terakhirnya pada minggu lalu (13/10) menyebut tank Merkava IDF pada Ahad merusak gerbang utama UNIFIL dan memaksa masuk ke posisi jaga pasukan perdamaian di Ramyah, Blue Line.
Kemudian, tank Merkava IDF pada 10 Oktober juga menembak ke arah menara pengamatan di area markas UNIFIL di Naqoura. Tembakan itu mengakibatkan dua prajurit yang berjaga luka-luka. Keduanya, yang merupakan prajurit TNI, langsung dirawat dan saat ini telah kembali ke pulih.
Di tengah eskalasi serangan Israel ke Lebanon, TNI memastikan pasukannya tetap bertugas bersama UNIFIL. Kapuspen TNI juga menyatakan seluruh prajurit saat ini dalam keadaan aman dan bertugas seperti biasa.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, selepas insiden serangan Israel yang melukai prajurit TNI, mengutuk keras serangan militer Israel yang menargetkan pasukan perdamaian PBB sekaligus prajurit TNI itu. Retno menyatakan Indonesia tidak akan pernah gentar membantu PBB menjaga perdamaian di Lebanon.
"Serangan merupakan upaya teror Israel kepada pasukan penjaga perdamaian dan masyarakat internasional. Indonesia menegaskan bahwa mereka yang teguh pada prinsip perdamaian tidak akan pernah gentar," kata Menlu RI pada sela-sela kegiatannya di Vientiane, Laos, Jumat pekanlalu.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Akhirnya Setelah Gelar Perkara, Polisi Penembak Siswa di Semarang Ditetapkan Sebagai Tersangka
- 2 Jakarta Luncurkan 200 Bus Listrik
- 3 Krakatau Management Building Mulai Terapkan Konsep Bangunan Hijau
- 4 Kemenperin Usulkan Insentif bagi Industri yang Link and Match dengan IKM
- 5 Indonesia Bersama 127 Negara Soroti Dampak dan Ancaman Krisis Iklim pada Laut di COP29