Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Tiongkok Tunda Umumkan Laporan Ekonomi

Foto : Istimewa

Presiden Xi Jinping membuka Kongres Partai Komunis Tiongkok.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING -Tiongkok menunda pengumuman indikator ekonomi dan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 yang semula dijadwalkan pekan ini. Pengumuman pertumbuhan ekonomi Tiongkok sangat dinanti setelah ekonomi Negeri Tirai Bambu cuma tumbuh 0,4 persen pada kuartal II lalu.

Berdasarkan informasi Biro StatistikTiongkok(National Bureau of Statistics/NBS)yang dilansir Reuters, sedianya laju ekonomi perekonomian terbesar kedua di dunia itu akan diumumkan Selasa (18/10). Atasi hantaman krisis ekonomi, PresidenTiongkok, Xi Jinping mencoba memenangkan perlombaan teknologi.

Dilansir olehDeutsche Welle, pengumuman penundaan rilis indikator dan pencapaian ekonomi kuartal III 2022 ini muncul sehari sebelumTiongkokdijadwalkan menyampaikan laporan resmi pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga, yang diprediksi analis menjadi yang terlemah sejak 2020. Pertumbuhan ekonomiTiongkokdisebutkan mulai tersendat akibat pembatasan ketat Covid-19 dan krisis perumahan.

Dikutip dari AFP, secara terpisah, otoritas bea cukaiTiongkok pekan lalu juga menunda rilis angka perdagangan September, tanpa memberikan penjelasan, sementara NBS mengatakan pihaknya juga akan menunda rilis data bulanan beberapa indikator, termasuk harga rumah.

"Ekonomi pulih secara signifikan pada kuartal ketiga. Dari perspektif global, kinerja ekonomiTiongkokmasih luar biasa," kata pejabat senior di Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional,Zhao Chenxin,kepada wartawan pada Senin (17/10) pagi.

Tetapi sejumlah analis memperkirakan, kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia itu harus berjuang mencapai target pertumbuhannya tahun ini sekitar 5,5 persen. Sebelumnya Dana Moneter Internasional sudah menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB Tiongkok menjadi sekitar 3,2 persen untuk 2022.

Sebuah panel ahli yang disurvei AFP pekan lalu memperkirakan pertumbuhan rata-rataTiongkokhanya mencapai tiga persen pada 2022, jauh dari laju pertumbuhan 8,1 persen yang terlihat pada tahun 2021. Perkiraan itu akan menandai tingkat pertumbuhan terlemahTiongkok dalam empat dekade, di luar pertumbuhan tahun 2020 ketika ekonomi global dihantam oleh munculnya virus korona.

EkonomiTiongkoktelah terpukul sangat keras oleh kebijakan ketat nol Covid yang ditetapkan pemerintah di Beijing. Negara ini adalah yang terakhir dari ekonomi utama dunia yang terus mengikuti strategi dengan memberlakukan pembatasan perjalanan yang ketat, pengujian massal, dan kewajiban karantina, ditambah lagi dengan penguncian mendadak dan ketat, termasuk di sektor bisnis dan pabrik yang telah mengganggu produksi dan sangat membebani sektor konsumsi rumah tangga.

Tiongkokjuga sedang berjuang melawan krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya di sektor perumahan. Sektor ini sepanjang sejarahnya merupakan pendorong pertumbuhan ekonomi dan mewakili lebih dari seperempat PDB negara itu, bila digabungkan dengan jasa konstruksi.

Penjualan properti sekarang jatuh di seluruh negeri, meninggalkan banyak pengembang setengah mati melanjutkan proyeknya. Belum lagi banyak konsumen menolak untuk membayar hipotek mereka untuk rumah yang belum selesai. Demikian dikutip dari AFP.

Sementara itu, seruan PresidenTiongkok,Xi Jinping, untuk memenangkan perlombaan teknologi menandakan perbaikan pendekatan Beijing dalam memajukan industri teknologinya.Tiongkokdiprediksi akan lebih banyak menggelontorkan dana untuk mendorong kemajuan industri teknologi, untuk melawan tekanan AS, demikian kata para analis sebagaimana dikutip dari Reuters.

Laporan Xi ini muncul beberapa hari setelah Amerika Serikat (AS) memberlakukan peraturan baru yang bertujuan menghambat upaya Tiongkokmengembangkan kemandirian industri cipnya. Pada hari Senin (17/10), saham perusahaan teknologi informasiTiongkok, CSIINT naik lebih dari 1 persen, sementara saham semikonduktor, CSIH30184 naik 0,7persen.

Analis HSBC mengatakan peningkatan pengeluaranTiongkok, terutama untuk bidang sains, teknologi, teknik dan matematika yang didukung dengan kebijakan pemerintah di Beijing, sangat mungkin terjadi di periode ketiga kepemimpinan Xi.

Dalam pidatonya, Xi menyebutkan, banyak industriTiongkok yang digambarkannya telah mencapai terobosan selama dekade terakhir, termasuk produksi pesawat besar, penerbangan luar angkasa, navigasi satelit, yang kesemuanya bergantung pada dukungan negara.

"Venture Capital (VC) telah diizinkan untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan cipTiongkok, di mana perusahaan-perusahaan tersebut menerima lebih dari 30 miliar dollar AS tunai VC antara 2020-2021,'" kata perusahaan riset investasiTiongkok, CVInfo.

Perusahaan cip yang didukung negara juga bebas membeli dan menjual barang dan persediaan sesuai permintaan pasar, agar bisa bersaing dengan produk luar negeri.

Sementara dukungan ini telah mendorong munculnya perusahaan raksasa potensial seperti Semiconductor Manufacturing International Corp dan Yangtze Memory Technologies, namun sejauh ini tidak ada perusahaan cip domestikTiongkokyang bisa meraih dominasi global pada tingkat paling maju, dan sektor ini tetap sangat bergantung pada teknologi asing.

Pada 2017, pemerintah daerah di Wuhan dan investor di Beijing menempatkan puluhan miliar yuan di Manufaktur Semikonduktor Hongxin Wuhan, pabrik cip yang berjanji memproduksi 30.000 wafer (elektronik) per bulan. Namun pabrik itu ditutup pada 2021 karena masalah keuangan.

Menjelang kongres Partai KomunisTiongkok, sejumlah orang yang berafiliasi dengan dana cip nasionalTiongkok, yang sejauh ini telah mengumpulkan 342,7 miliar yuan atau setara 47,6 miliar dollar AS, kini diawasi di bawah penyelidikan tuduhan korupsi.

Analis Tianfeng Securities, Song Xuetao dan Zhang Wei, mencatat Xi dalam pidatonya menyerukanTiongkokuntuk "membangun sistem baru yang keseluruhannya dipimpin negara" untuk teknologi, merupakan satu langkah mundur dari bagaimana ia mendesakkan pembanguann sistem untuk inovasi teknologi. yang "berbasis perusahaan" dan "berbasis pasar" di 2017.

"Khususnya untuk sektor cip, mungkin ada perubahan model yang cukup besar di masa depan, dari yang digerakkan oleh pasar menjadi yang digerakkan oleh modal nasional," kata para analis dalam laporan penelitian.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top