Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Senjata Nuklir

Tiongkok Tunda Pembicaraan dengan AS

Foto : istimewa

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Tiongkok pada Rabu (17/7) mengatakan bahwa pihaknya telah menunda perundingan mengenai non-proliferasi nuklir dan pengendalian senjata dengan Amerika Serikat (AS) sebagai tanggapan atas penjualan senjata Washington DC ke Taiwan. Pernyataan Beijing itu dianggap sebagai sebuah tindakan yang disayangkan oleh Kementerian Luar Negeri AS.

AS dan Tiongkok pada bulan November lalu mengadakan pembicaraan yang jarang terjadi mengenai pengendalian senjata nuklir, sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketidakpercayaan menjelang pertemuan puncak antara Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping.

Dialog lebih lanjut belum diumumkan secara publik sejak itu, dan seorang pejabat Gedung Putih pada bulan Januari mendesak Beijing untuk menanggapi beberapa gagasan AS yang lebih substantif mengenai pengurangan risiko.

Namun Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada Rabu mengatakan penjualan senjata AS baru-baru ini ke Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, secara serius merusak suasana politik untuk melanjutkan konsultasi pengendalian senjata antara kedua belah pihak.

"AS telah melanjutkan penjualan senjatanya ke Taiwan, dan mengambil serangkaian tindakan negatif yang secara serius merusak kepentingan inti Tiongkok dan melemahkan rasa saling percaya politik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Lin Jian.

"Karena alasan ini, Tiongkok telah memutuskan untuk menunda perundingan dengan AS mengenai putaran baru konsultasi pengendalian senjata dan non-proliferasi," imbuh dia.

Saling Kritik

AS mengalihkan pengakuan diplomatik dari Taipei ke Beijing pada tahun 1979, namun Taiwan tetap menjadi mitra terpenting dan pemasok senjata terbesar bagi Taiwan, sehingga memicu kecaman berulang kali dari Tiongkok.

Washington DC pada bulan Juni menyetujui dua penjualan alutsista militer ke Taiwan senilai total sekitar 300 juta dollar AS, sebagian besar berupa suku cadang dan perbaikan untuk jet tempur F-16 yang dimiliki Taipei.

Dalam laporan yang diamanatkan kongres pada bulan Oktober lalu, Kementerian Pertahanan AS mengatakan Tiongkok mengembangkan persenjataan nuklirnya lebih cepat daripada yang diperkirakan AS.

Tiongkok diperkirakan memiliki lebih dari 500 hulu ledak nuklir yang beroperasi pada Mei 2023 dan kemungkinan akan memiliki lebih dari 1.000 hulu ledak nuklir pada tahun 2030, kata kementerian itu.

Sedangkan AS saat ini memiliki sekitar 3.700 hulu ledak nuklir, tertinggal dari Russia yang memiliki sekitar 4.500 hulu ledak, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm.

Washington DC sendiri mengkritik Tiongkok karena menghentikan negosiasi. "Tiongkok telah memilih untuk mengikuti jejak Russia dalam menegaskan bahwa keterlibatan dalam pengendalian senjata tidak dapat dilanjutkan ketika ada tantangan lain dalam hubungan bilateral," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller.

Sementara itu Lin mengatakan bahwa Tiongkok bersedia menjaga komunikasi dengan AS mengenai masalah pengendalian senjata internasional atas dasar saling menghormati. "Tetapi AS harus menghormati kepentingan inti Tiongkok dan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk dialog," tegas dia. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top