Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa LTS

Tiongkok Tuding AS Provokasi Filipina

Foto : China’s Defence Ministry

Juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, Wu Qian

A   A   A   Pengaturan Font

ANKARA - Tiongkok pada Kamis (30/11) menuduh Amerika Serikat (AS) telah memprovokasi sekutu regionalnya, Filipina, untuk melawan Beijing terkait sengketa Laut Tiongkok Selatan (LTS), dan memperingatkan bahwa campur tangan Washington DC hanya akan memperburuk keadaan.

"AS menghasut dan menguatkan pihak Filipina untuk melanggar kedaulatan Tiongkok, sehingga meningkatkan ketegangan maritim," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Tiongkok, Wu Qian, dalam konferensi pers reguler di Beijing.

"Sejarah telah membuktikan berkali-kali bahwa intervensi AS hanya memperburuk situasi," kata Wu.

"Kami mengutuk keras tindakan salah negara-negara terkait dalam memprovokasi konfrontasi dan merusak perdamaian dan stabilitas di LTS, dan mendesak mereka untuk berhati-hati dalam perkataan dan tindakan mereka," imbuh dia.

Wu juga menekankan bahwa pihak Tiongkok dengan tegas menentang intervensi itu dan memperingatkan bahwa AS bukanlah pihak yang terlibat dan campur tangan mereka hanya akan memperburuk keadaan.

Pernyataannya muncul setelah pertemuan baru-baru ini antara Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, dan Menteri Pertahanan Filipina, Gilbert Teodoro, di Jakarta pada pertengahan November lalu di mana Austin dilaporkan meyakinkan Teodoro bahwa Washington DC berdiri bahu-membahu dengan Manila dalam mempertahankan hak kedaulatan dan yurisdiksinya di LTS.

Dalam pernyataan pada pertemuan kedua menhan itu diungkapkan bahwa kedua negara mengecam tindakan perlindungan hak maritim dan penegakan hukum Tiongkok terhadap Penjaga Pantai Filipina dan kapal-kapal pemasok yang melakukan operasi pasokan yang sah di sekitar terumbu karang.

Tegaskan Kedaulatan

Wu lebih lanjut mengatakan bahwa Tiongkok memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas Kepulauan Nansha (Spratly), termasuk Ren'ai Jiao (Second Thomas Shoal ) dan perairan di sekitar LTS.

"Pihak Filipina secara ilegal mengkandaskan kapal militer di Ren'ai Jiao dan berusaha memperkuatnya dengan mengirimkan kapal untuk menyusup ke perairan Ren'ai Jiao. Tindakan itu sangat melanggar tidak hanya kedaulatan Tiongkok, tetapi juga hukum internasional dan Deklarasi Perilaku Para Pihak di LTS," tegas Wu.

Wu dengan tegas mengutuk tindakan salah yang dilakukan negara-negara terkait yang memprovokasi konfrontasi dan merusak perdamaian dan stabilitas di LTS, dan mendesak mereka untuk berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan.

"Militer Tiongkok akan mengambil tindakan tegas dan efektif untuk mempertahankan kedaulatan nasional, integritas wilayah, serta hak dan kepentingan maritim Tiongkok," tegas dia.

Sengketa wilayah di LTS melibatkan konflik klaim pulau dan maritim wilayah tersebut oleh beberapa negara berdaulat, termasuk Tiongkok, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

Indonesia bukanlah negara yang mengklaim wilayah di LTS, melainkan "terseret" ke dalam sengketa LTS karena mempertahankan wilayah zona ekonomi eksklusif di utara Kepulauan Natuna, yang diklaim oleh Tiongkok pada 2010 serta berada dekat dengan LTS. Ant/Anadolu/ChinaDaily/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top