Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Tiongkok: Taiwan Tidak Berhak Bergabung dengan PBB

Foto : ANTARA/REUTERS/Evelyn Hockstein

Ilustrasi. Presiden AS Joe Biden memberi isyarat saat kedatangannya di Bandara Internasional Chicago O'Hare di Chicago, Illinos, AS, Kamis (7/10/2021).

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Tiongkokpada Rabu (27/10) bersikeras bahwa Taiwan tidak memiliki hak untuk bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), setelah Amerika Serikat (AS) meningkatkan ketegangan dengan seruan agar pulau demokratis itu memiliki keterlibatan yang lebih besar dalam badan dunia itu.

Dalam sebuah pernyataan yang menandai 50 tahun sejak Majelis Umum PBB memilih untuk mengutamakan Beijing dan mengusir Taipei, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken pada Selasamengatakanbahwa dia menyesalkan Taiwan semakin tersisih di panggung dunia.

"Ketika komunitas internasional menghadapi sejumlah masalah kompleks dan global yang belum pernah terjadi sebelumnya, sangat penting bagi semua pemangku kepentingan untuk membantu mengatasi masalah ini. Ini termasuk 24 juta orang yang tinggal di Taiwan," kata Blinken.

"Partisipasi bermakna Taiwan dalam sistem PBB bukanlah masalah politik, tetapi masalah pragmatis," katanya.

"Itulah sebabnya kami mendorong semua negara anggota PBB untuk bergabung dengan kami dalam mendukung partisipasi Taiwan yang kuat dan berarti di seluruh sistem PBB dan di komunitas internasional," tuturBlinken.

Tiongkokmenganggap Taiwan, tempat pasukan nasionalis melarikan diri pada 1949 setelah kalah perang saudara dengan komunis, sebagai provinsi yang menunggu reunifikasi, dengan kekerasan jika perlu. Ia menanggapi pernyataan Blinken dengan pernyataan keras, meskipun akrab, yang menekankan posisinya bahwa pemerintah Taiwan tidak memiliki tempat di panggung diplomatik global.

"Taiwan tidak punya hak untuk bergabung dengan PBB," kata juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Beijing,Ma Xiaoguangkepada wartawan.

"PBB adalah organisasi pemerintah internasional yang terdiri dari negara-negara berdaulat, Taiwan adalah bagian dariTiongkok," tegasnya.

AS telah lama menyerukan keterlibatan Taiwan dalam kegiatan PBB.

Namun pernyataan terbaru menambah eskalasi retorika diplomatik dan sikap militer atas Taiwan.Tiongkoksecara teratur meningkatkan rekor jumlah penerbangan pesawat tempurnya di dekat pulau itu.

Sedangkan Presiden AS, Joe Biden, pekan lalu mengatakan kepada forum televisi bahwa AS siap untuk mempertahankan Taiwan dari invasiTiongkok. Komentar itu dengan cepat ditanggapi oleh Gedung Putih di tengah peringatan dariTiongkok, melanjutkan strategi ambiguitas apakah akan melakukan campur tangan militer jikaTiongkokmenyerang.

ASpada 1979mengalihkan pengakuan ke Beijing. Tetapi Kongres pada saat yang sama menyetujui Undang-Undang Hubungan Taiwan yang mewajibkan pasokan senjata ke pulau itu untuk pertahanan diri.

Blinken pada Selasa menegaskan kembali bahwa AS masih hanya mengakui Beijing. Namun dia menekankan kredensial demokrasi dari pulau berpenduduk 23 juta orang itu.

"Taiwan telah menjadi kisah sukses demokrasi. Kami termasuk di antara banyak negara anggota PBB yang memandang Taiwan sebagai mitra yang berharga dan teman tepercaya,"kata Blinken.

Blinken menunjuk pengecualian Taiwan dari pertemuan yang terkait dengan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional dan Organisasi Kesehatan Dunia.

Dia mencatat bahwa Taiwan dipuji karena tanggapan "kelas dunia" terhadap pandemi Covid-19, yang sebagian besar menyelamatkan pulau itu setelah intervensi awal, dan bahwa puluhan juta penumpang melewati bandara Taiwan setiap tahun. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menyambut baik pernyataan Blinken.

"Bersyukur atas dukungan #AS untuk memperluas partisipasi internasional #Taiwan," katanya di Twitter.

"Kami siap bekerja dengan semua mitra yang berpikiran sama untuk menyumbangkan keahlian kami dalam organisasi, mekanisme & acara internasional," tukasTsai.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top