Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Customer First

Tingkatkan Kesehatan Pasien melalui Kenyamanan Layanan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

"Semua itu bisa dicek lewat screening. Itu sebabnya memasuki usia 35 tahun, Anda sebaiknya MC setahun sekali. Untuk anak-anak tidak perlu melakukannya, kecuali ia mewarisi penyakit jantung secara genetik misalnya, kardiomiopati, sebaiknya screening lebih awal. Namun kasus ini jarang terjadi," ungkap Dewi. ima/R-1

Minat "Medical Tourism"

Berdasarkan data Indonesia Service Dialog (ISD) jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri mengalami peningkatan hampir 100 persen selama 10 tahun terakhir. Jika pada 2006 terdapat 350 ribu pasien, pada 2015 melonjak menjadi 600 pasien. Berdasarkan data itu diungkap pula bahwa orang Indonesia menghabiskan sekitar 100 triliun rupiah untuk perawatan medis di luar negeri.

Fakta tingginya minat medical tourism masyarakat Indonesia juga disampaikan Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC). Dalam gelaran perdana Malaysia Healthcare EXPO 2019 (MHX 2019) yang dilakukan di Jakarta, beberapa waktu lalu terungkap, Indonesia merupakan pasar terbesar untuk Malaysia Healthcare (MH). Pada 2018, lebih dari 670.000 masyarakat Indonesia telah melakukan perawatan kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap, di berbagai RS swasta di Malaysia. Angka itu kurang lebih 60 persen dari total seluruh pasien asing yang berobat di Malaysia. Sedangkan sisanya berasal dari negara lain.

"Pertumbuhan pasien dari Indonesia setiap tahun mencapai 12-18 persen kebanyakan dari pasien Indonesia berobat ke rumah sakit yang berada di Penang, Malaka, dan Kuala Lumpur," ungkap Nik Yazmin, Chief Commercial Officer MHTC.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top