Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Customer First

Tingkatkan Kesehatan Pasien melalui Kenyamanan Layanan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Layanan kesehatan, mudahnya akses pengobatan sampai menjaga emosional pasien ternyata juga penting untuk diperhatikan karena berkaitan langsung dengan kualitas pemulihan kesehatan.

Berbagai prosedur yang dimiliki rumah sakit (RS) untuk melayani pasien baik pasien umum maupun pasien yang menggunakan asuransi terkadang memang cukup menyulitkan, sehingga menghambat proses penanganan medis.

Dr. Maria Dewi Indrawati dari situs klikdokter menceritakan bukan rahasia umum lagi dalam prosedur pengobatan rumah sakit ialah persoalan kecepatan sekaligus layanan dari pasien terutama pasien dengan asuransi.

"Ketika sakit dan datang ke RS, kita ingin segera dilayani. Saya butuh segera dokter, mendapat pemeriksaan, dapat obat, tindak lanjut bukan menunggu dan lain sebagainya. Itu sebabnya banyak pasien dengan asuransi mengeluh soal proses konfirmasi, membuat mereka bingung dengan alur," ujar Dewi, dalam acara peluncuran produk 'Layanan Eksklusif AXA Mandiri' di Jakarta, belum lama ini.

Hal ini menjadi penting karena emosional pasien perlu dikelola dengan baik karena berimbas pada kualitas pemulihan kesehatannya. "Yang diutamakan sekarang itu bukan hanya pasien sembuh, tapi pasien puas dan nyaman. Itu juga harus diperhatikan. Kebutuhan klinis sama pentingnya dengan kebutuhan emosional," jelasnya.

Untuk menjawab persoalan itu AXA Mandiri melakukan terobosan baru dalam pelayanan bagi para nasabahnya melalui layanan eksklusif AXA Mandiri, pasien dapat terlayani dengan baik tanpa perlu menunggu lama proses konfirmasi.

Layanan Eksklusif AXA Mandiri dihadirkan sebagai wujud dari implementasi nilai costumer first untuk menjawab kebutuhan nasabah saat pemulihan kesehatan. "Saat ini nasabah kita yang mempunyai premi lebih dari Rp 110 juta per tahun, itu sudah langsung terkualifikasi secara otomatis. Saya kira pelayanan itu sangat luas, dan ini salah satu jenis initial effort kita agar bisa dekat dengan customer," jelas Presdir AXA Mandiri, Handojo G Kusuma.

Keunggulan yang didapat melalui layanan baru ini ialah pasien akan mendapatkan prioritas untuk registrasi dan check-out dari RS. Bahkan ada VIP lounge di beberapa RS yang tersedia. Tidak hanya itu, pasien juga mendapatkan pendampingan dari personal asistent dalam pengurusan administrasi di RS yang ingin dituju sampai proses perawatan pasien selesai, sehingga tak perlu bingung terhadap alur karena langsung diarahkan.

Dewi menambahkan alur yang memudahkan secara kualitas penyembuhan akan meningkat. "Mindset pasien yang berobat adalah pelayanan, datang langsung ditemui dokter dan mendapatkan tindak lanjut yang tepat atas keluhannya yang dapat berimbas pada emosional pasien dalam proses penyembuhanya," tuturnya.

Dengan adanya layanan eksklusif ini, Handojo juga berhadap pengalaman nasabah dalam memperoleh layanan terbaik di RS dalam negeri meningkat, di tengah tren medical tourism yang kian menggeliat.

Layanan ekseklusif ini bekerjasama langsung dengan RS ternama di Indonesia, seperti Premier Jatinegara, Premier Bintaro, Siloam MRCC dan lain sebagainya.

Terlepas dari itu layanan ini juga berlaku di jaringan RS internasional, seperti di Singapura, Malaysia, Thailand dan Tiongkok guna mengakomodir minat medical tourism. "Berdasarkan fakta yang kami peroleh tak dipungkiri banyak masyarakat Indonesia yang melakukan medical tourism untuk mendapatkan pelayanan dan solusi kesehatan terbaik di RS luar negeri, sehingga melalui layanan baru ini masyarakat tidak perlu khawatir jika melakukan pengobatan di luar negeri," terang Handojo. ima/R-1

Pentingnya "Medical Check-up"

Pengobatan terhadap suatu penyakit bukanlah hal yang mudah dan murah, bahkan terkadang untuk menyembuhkan penyakit membutuhkan biaya sangat besar. Untuk itu, menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat merupakan cara terampuh dan murah, dan yang harus dilakukan ialah melakukan pemeriksaan kesehatan rutin sebagai salah satu upaya preventif atau pencegahan.

"Mahalnya pengobatan penyakit saat ini membuat berkembangnya tren preventif di tengah masyarakat. Sebab, hal itu lebih kecil pengeluarannya dibandingkan pengobatan ketika sakit. Salah satu yang dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan atau medical check-up (MC) secara rutin. Namun, kesadaran masyarakat untuk melakukan itu masih sangat rendah," ucap Dewi.

Menurutnya kesadaran masyarakat baru terbangun apabila sudah sakit, bekerja di lingkungan berisiko atau memiliki riwayat penyakit dalam keluarganya. Padahal MC dapat mencegah penyakit berbahaya menghampiri tubuh Anda, karena bisa dideteksi lebih awal.

"Misalnya penyakit jantung dan prostat untuk pria, sedangkan wanita melakukan pemeriksaan payudara dan rahim. Mengingat penyakit-penyakit tersebut menjadi pembunuh terbanyak untuk pria dan wanita. Sebaiknya baik pria maupun wanita melakukan pemeriksaan kesehatan sejak usia 35 tahun dan dilakukan setiap tahun," papar Dewi.

Untuk teknis pemeriksaannya jika tidak memiliki faktor risiko, cukup setahun sekali. Untuk laki-laki disarankan fokus ke kesehatan jantung dan prostat. Wanita fokus ke rahim dan payudara. "Ini terkait kanker. Untuk yang pernah mengalami stroke ringan, lakukan konsultasi intens dengan dokter saraf. Lalu cek riwayat kesehatan pribadi maupun keluarga Anda," sambungnya.

Dewi mencontohkan, ada dua pasien stroke yang hendak menjalani MC. Yang satu usianya 50 tahun ke atas, yang lain di bawah 40 tahun namun banyak anggota keluarganya kena diabetes. Keduanya memiliki detail kebutuhan MC yang berbeda. Data penyakit epidemologi yang menyerang berdasarkan jenis kelamin, laki-laki memang rentan terhadap jantung dan prostat. Kalau perempuan kanker payudara dan rahim.

"Semua itu bisa dicek lewat screening. Itu sebabnya memasuki usia 35 tahun, Anda sebaiknya MC setahun sekali. Untuk anak-anak tidak perlu melakukannya, kecuali ia mewarisi penyakit jantung secara genetik misalnya, kardiomiopati, sebaiknya screening lebih awal. Namun kasus ini jarang terjadi," ungkap Dewi. ima/R-1

Minat "Medical Tourism"

Berdasarkan data Indonesia Service Dialog (ISD) jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri mengalami peningkatan hampir 100 persen selama 10 tahun terakhir. Jika pada 2006 terdapat 350 ribu pasien, pada 2015 melonjak menjadi 600 pasien. Berdasarkan data itu diungkap pula bahwa orang Indonesia menghabiskan sekitar 100 triliun rupiah untuk perawatan medis di luar negeri.

Fakta tingginya minat medical tourism masyarakat Indonesia juga disampaikan Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC). Dalam gelaran perdana Malaysia Healthcare EXPO 2019 (MHX 2019) yang dilakukan di Jakarta, beberapa waktu lalu terungkap, Indonesia merupakan pasar terbesar untuk Malaysia Healthcare (MH). Pada 2018, lebih dari 670.000 masyarakat Indonesia telah melakukan perawatan kesehatan, baik rawat jalan maupun rawat inap, di berbagai RS swasta di Malaysia. Angka itu kurang lebih 60 persen dari total seluruh pasien asing yang berobat di Malaysia. Sedangkan sisanya berasal dari negara lain.

"Pertumbuhan pasien dari Indonesia setiap tahun mencapai 12-18 persen kebanyakan dari pasien Indonesia berobat ke rumah sakit yang berada di Penang, Malaka, dan Kuala Lumpur," ungkap Nik Yazmin, Chief Commercial Officer MHTC.

Kebanyakan orang Indonesia yang berobat ke Malaysia untuk menjalani terapi dan pengobatan jantung, kanker, orthopedi, estetika, dan bayi tabung. Malaysia merupakan pilihan tujuan utama bagi para wisatawan kesehatan Indonesia berkat sejumlah keunggulan yang ditawarkan MH, seperti layanan kesehatan dengan kualitas world-class, biaya yang terjangkau, kemudahan akses serta layanan end-to-end terbaik. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top