Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Ketimpangan Sosial l Pemprov Harus Buka Peluang Usaha

Tingkat Ketimpangan Pendapatan Meningkat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Salah satu cara menanggulangi ketimpangan pendapatan ialah dengan membuka peluang usaha bagi masyarakat.

JAKARTA - Tingkat ketimpangan pendapatan penduduk DKI Jakarta pada periode Maret 2017 meningkat dibandingkan periode sebelumnya yakni September 2016. Berdasarkan Gini Ratio atau ukuran ketimpangan secara menyeluruh, tingkat ketimpangan pendapatan penduduk di DKI menurun 0,01 poin.

Kepala Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, Satriono mengatakan, Gini Ratio di Ibu Kota pada bulan Maret 2017 tercatat sebesar 0,41 poin. Sementara pada bulan September berada di angka 0,41 poin. "Jika dibandingkan dengan Gini Ratio Maret 2016 yang sebesar 0,41 poin, Gini Ratio periode Maret 2017 stabil, tidak mengalami perubahan berarti," ujar Satriono di Jakarta, Senin (24/7).

Satriono menjelaskan salah satu ukuran ketimpangan yang sering digunakan adalah Gini Ratio yang nilainya berkisar antara 0 sampai 1 poin. Berdasarkan ukuran tersebut, gini ratio dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah atau di bawah 0,4 poin sedang berkisar 0,4 sampai 0,5 poin, dan tinggi, jika nilainya lebih dari 0,5 poin.

"Semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi. Artinya, nilai Gini Ratio pada Maret 2017 terjadi peningkatan tipis sebesar 0,01 poin," jelas dia.

Sementara, tingkat ketimpangan berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, dibagi menjadi tiga kategori. Yakni kategori tinggi dengan total pendapatan seluruh penduduk kurang dari 12 persen, ketimpangan sedang jika angkanya berkisar antara 12-17 persen, dan ketimpangan rendah ketika angkanya berada di atas 17 persen.

"Pada Maret 2017, persentase pendapatan pada kelompok 40 persen terbawah adalah sebesar 16,09 persen yang berarti pendapatan penduduk DKI Jakarta berada pada kategori ketimpangan sedang atau menengah. Persentase pendapatan pada kelompok 40 persen terbawah pada bulan Maret 2017 ini menurun jika dibandingkan dengan kondisi September 2016 yang sebesar 16,49 persen, namun meningkat jika dibandingkan Maret 2016 yang sebesar 16,03 persen," urai Satriono.

Meningkat tipisnya Gini Ratio DKI Jakarta pada Maret 2017 sebesar 0,41 poin dibandingkan dengan nilai GR pada Maret 2016 (0,41 poin) dan September 2016 (0,40 poin), lanjut dia, menunjukkan ketimpangan pendapatan (pengeluaran) di antara penduduk semakin melebar.

Hal ini juga didukung data ketimpangan pengeluaran penduduk pada kelompok 40 persen berpendapatan terbawah yang semakin sedikit menikmati pembagian 'kue pembangunan' yaitu dari 16,49 persen pada September 2016 menjadi 16,09 persen pada Maret 2017.

Kue Pembangunan

Di sisi lain, bahwa kelompok berpendapatan atas yaitu 20 persen kelompok teratas menerima semakin banyak 'kue pembangunan' pada Maret 2017 yaitu 48,18 persen bila dibandingkan Maret 2016 sebesar 47,69 persen dan September 2016 sebesar 46,22 persen. Pergeseran besarnya komposisi penduduk berpendapatan rendah (40 persen terbawah) diduga dipengaruhi oleh menurunnya pekerja di sektor formal pada Agustus 2016 (68,71 persen) menjadi 67,60 persen pada Februari 2017 (Sakernas Agustus 2016 dan Sakernas Februari 2017). Hal ini dapat berdampak pada menurunnya kemampuan daya beli masyarakat terutama pada kelompok 40 persen terbawah.

Disisi lain, menurut Anggota tim sinkronisasi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI terpilih Anies-Sandi, Rikrik Rizkiyana mengatakan salah satu cara menganggulangi persoalan ketimpangan pendapatan ialah dengan membuka peluang usaha bagi masyarakat. Dikatakan, program Oke-Oce Anies-Sandi, menjadi solusi masalah.

Dikatakan, kemiskinan tidak selesai hanya dengan pembangunan infrastruktur fisik. Namun juga harus ada bantuan langsung dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. nis/P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top