
Tetap Produktif Selama Ramadan, Dosen Unair Berikan Tipsnya
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Tino Leonardi.
Foto: IstimewaJAKARTA - Bulan Ramadan sering kali membawa perubahan pola tidur dan makan yang dapat memengaruhi produktivitas. Untuk membantu masyarakat tetap produktif selama menjalankan ibadah puasa, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair), Tino Leonardi, membagikan sejumlah tips berdasarkan perspektif psikologi.
Tino mengatakan, puasa yang dilakukan dengan benar justru dapat memberikan manfaat bagi fungsi otak. Dalam konteks puasa Ramadan, dia menjelaskan bahwa puasa yang benar disunnahkan untuk makan buka dan sahur yang bergizi tanpa berlebihan serta cukup beristirahat.
“Berpuasa dapat meningkatkan brain-derived neurotrophic factor (BDNF), yaitu protein yang berperan dalam perkembangan dan plastisitas otak. Hal ini berkontribusi terhadap peningkatan kognisi, fokus, dan daya ingat individu,” ujar Tino, dalam laman resmi Unair yang diakses Sabtu (15/3).
Dia menjelaskan, pentingnya pola makan dan istirahat yang tepat. Selain itu, pekerjaan yang memerlukan energi besar sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum rasa lapar muncul.
Tino menyarankan, jika timbul rasa kantuk di siang hari, tidur sejenak selama 20 hingga 30 menit bisa menjadi cara untuk membantu mengembalikan energi. “Namun, jika tidurnya terlalu lama, selain tidak produktif juga membuat badan makin terasa lemas karena kurang bergerak,” lanjutnya.
Dia juga memaparkan cara untuk tetap produktif, termasuk melakukan aktivitas fisik ringan dengan senam atau berjalan di sekitar rumah dan area kerja. Hal ini bisa membantu menghilangkan kantuk karena meningkatkan aliran darah, terutama bagi bekerja di depan komputer atau meja kerja.
Tino menyebut, eseorang yang kurang tidur akan terganggu mood dan produktivitasnya. Meski demikian, dampaknya bisa diminimalisir.
“Tidur lebih awal dan menyempatkan tidur siang bisa menjadi solusi. Biasanya kita akan beradaptasi setelah 2 hingga 3 hari, bahkan mungkin lebih cepat jika terbiasa melakukan puasa sunnah,” ucapnya.
Tino mengatakan, Ramadan ini adalah momentum untuk belajar membangun kebiasaan positif dan meningkatkan produktivitas jangka panjang. Niat yang benar dapat menjaga motivasi selama Ramadan.
“Jika kita meniatkan puasa sebagai ibadah dan bekerja atau belajar sebagai bagian dari tanggung jawab, maka secara psikologis mestinya tidak merasa terbebani. Kita tindak lanjuti dengan mempersiapkan dan mengelola fisik agar tetap bugar sepanjang hari,” terangnya.
Berita Trending
- 1 Cuan Ekonomi Digital Besar, Setoran Pajak Tembus Rp1,22 Triliun per Februari
- 2 Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Puskesmas bisa Diakses Semua Warga
- 3 Ekonomi Biru Kian Cerah! KKP dan Kemnaker Maksimalkan Peluang Lapangan Kerja
- 4 Menpar Sebut BINA Lebaran 2025 Perkuat Wisata Belanja Indonesia
- 5 Bukan Arab Saudi, Negara Penghasil Kurma Terbesar Dunia Berasal dari Afrika
Berita Terkini
-
Sejumlah Musisi Tanah Air Meriahkan KapanLagi Buka Bareng BRI Festival 2025
-
Pengemudi Online Kerja di Dua Aplikasi Bisa Dapet BHR
-
Jaga Stamina Selama Ibadah Puasa, Dosen UGM Bagikan Tipsnya
-
QRIS Tap Bisa Dipakai Lewat wondr by BNI, Naik Transportasi Jadi Makin Mudah
-
THR Untuk Ojol Harus Diapresiasi dan Diawasi