
Terbukti Korupsi Tata Niaga Timah, Dirut PT Timah Divonis 8 Tahun Penjara
Terdakwa kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah tahun 2015-2022 Mochtar Riza Pahlevi Tabrani (depan) dan MB Gunawan (belakang) berjalan keluar saat jeda sidang pembacaan putusan.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho GumayJAKARTA - Direktur Utama (Dirut) PT Timah Tbk periode 2016-2021 Mochtar Riza Pahlevi Tabrani divonis selama delapan tahun penjara setelah terbukti korupsi terkait kasus pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah pada tahun 2015—2022.
“Menyatakan terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan menurut hukum bersalah telah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama,” ucap Hakim Ketua Rianto Adam Pontoh dalam sidang pembacaan putusan majelis hakim di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (30/12).
Selain pidana penjara, Mochtar juga dikenakan pidana denda sebesar 750 juta rupiah dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti (subsider) dengan pidana kurungan selama enam bulan.
Dengan demikian, Majelis Hakim menyatakan Mochtar terbukti melanggar Pasal 2 Ayat (1) juncto Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 jo. 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Hakim Ketua mengungkapkan tindak pidana korupsi dilakukan Mochtar antara lain bersama-sama dengan Direktur Keuangan PT Timah periode 2016-2020 Emil Ermindra dan Direktur PT Stanindo Inti Perkasa (SIP) MB Gunawan, yang mendengarkan pembacaan putusan majelis hakim dalam kesempatan yang sama.
Adapun Emil dihukum dengan pidana yang sama dengan Mochtar, yakni penjara selama delapan tahun dan denda 750 juta rupiah, dengan masing-masing ketentuan yang sama serta dinyatakan telah melanggar pasal yang sama pula.
Sementara MB Gunawan divonis pidana selama 5 tahun dan 6 bulan serta pidana denda 500 juta rupiah subsider empat bulan kurungan dan dinyatakan telah melanggar pasal yang sama dengan Mochtar dan Emil.
Vonis tersebut lebih rendah dari tuntutan jaksa. Sebelumnya, Mochtar dituntut pidana penjara selama 12 tahun, denda 1 miliar rupiah subsider satu tahun kurungan, serta membayar uang pengganti 493,39 miliar rupiah subsider enam tahun pidana penjara.
Emil juga dituntut dengan pidana yang sama dengan Mochtar, yakni penjara selama 12 tahun, denda 1 miliar rupiah, serta uang pengganti sebesar 493,39 miliar rupiah, dengan masing-masing ketentuan yang sama serta dinilai melanggar pasal yang sama pula.
Dalam kasus dugaan korupsi timah, Riza bersama Emil didakwa telah mengakomodasi kegiatan penambangan timah ilegal di wilayah IUP PT Timah, sedangkan MB Gunawan didakwa melakukan pembelian bijih timah dari pertambangan ilegal di wilayah IUP PT Timah.
- Baca Juga: Dukung Program Tiga Juta Rumah
- Baca Juga: Prabowo Lantik 961 Kepala Daerah Serentak
Akibat perbuatan para terdakwa negara diduga mengalami kerugian sebesar 300 triliun rupiah. Ant/S-2
Berita Trending
- 1 Gawat, Kredit Macet Pinjol Kian Mengkhawatirkan, Jumlahnya Sangat Fantastis
- 2 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Satpol PP Surabaya Gencarkan Patroli di Bulan Ramadan
- 3 Gagal Eksplorasi, Kampus Urung Kelola Tambang
- 4 KLH dan Norwegia Bahas Perluasan Kerja Sama Bidang Lingkungan
- 5 AWS Dorong Inovasi Melalui Pendidikan Berbasis STEAM
Berita Terkini
-
Lehecka Kejutkan Alcaraz di Perempat Final Qatar Open
-
Pelantikan 961 Kepala Daerah Berjalan Sukses, PLN Jaga Keandalan Listriknya
-
Jepang Dukung Kebijakan MBG dan Swasembada Presiden Prabowo
-
Real Sociedad Lolos 16 Besar Liga Europa Usai Kalahkan Midtjylland 5-2
-
Menlu AS Tak Hadir di KTT G20 Johannesburg, Presiden Afsel: Bukan Bencana Besar