Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Inti Bumi

Terbentuk dari Pemadatan Logam Cair

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Sebelum ilmuwan mengetahui bahwa inti Bumi padat, seismolog Denmark, Inge Lehmann, mengasumsikan bahwa seluruh inti Bumi adalah cair karena suhu sangat panas. Tingkat kepanasannya mendekati 10.000 derajat Fahrenheit, kira-kira sama dengan suhu permukaan Matahari.

Sebelum ilmuwan mengetahui bahwa inti Bumi padat, seismolog Denmark, Inge Lehmann, mengasumsikan bahwa seluruh inti Bumi adalah cair karena suhu sangat panas. Tingkat kepanasannya mendekati 10.000 derajat Fahrenheit, kira-kira sama dengan suhu permukaan Matahari.

Di beberapa titik dalam sejarah Bumi, inti dalam mulai bernukleasi atau memadat, di bawah tekanan kuat yang ada di pusat planet. Masih belum diketahui kapan proses itu dimulai, tetapi tim Universitas Utah mengumpulkan petunjuk penting dari data seismik. Hasil analis data tersebut mengungkap efek hamburan yang terkait dengan gelombang yang menembus interior inti.

"Penemuan terbesar kami adalah ketidakhomogenan cenderung lebih kuat saat Anda masuk lebih dalam. Menuju pusat Bumi cenderung lebih kuat," kata Guanning Pang, mantan mahasiswa PhD di Departemen Geologi dan Geofisika Universita Utah, melalui laman resmi universitas ini.

"Kami berpikir bahwa kain ini terkait dengan seberapa cepat inti dalam tumbuh. Dahulu kala, inti dalam tumbuh sangat cepat. Mencapai keseimbangan, dan kemudian mulai tumbuh jauh lebih lambat," ucap seismolog Keith Koper. "Tidak semua besi menjadi padat, jadi beberapa besi cair bisa terperangkap di dalamnya," imbuh dia.

Tahun lalu, sekelompok tim peneliti gabungan yang dipimpin Profesor He Yu dari Institut Geokimia Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok (IGCAS) menemukan bahwa inti dalam Bumi bukanlah berbentuk padat normal. Menurut mereka intinya terdiri dari subkisi logam besi (iron/Fe) padat dan mirip cairan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top