Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 12 Nov 2024, 06:10 WIB

Terapi Cahaya Dapat Obati Penderita AMD yang Hampir Buta

Foto: AFP/Jason Redmond

Pengobatan dengan terapi cahaya saat ini telah bisa mengobati penyebab utama kehilangan penglihatan pada pasien age-related macular degeneration (AMD).

Metode pengobatan dengan terapi cahaya dapat mengobati penyebab utama kehilangan penglihatan pada pasien AMD. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS) akan mengizinkan perangkat baru dipasarkan sebagai pengobatan untuk degenerasi makula terkait usia kering ini.

Sebuah perangkat yang memancarkan cahaya ke mata dapat meningkatkan penglihatan orang-orang dengan bentuk utama kehilangan penglihatan, yang dikenal sebagai degenerasi makula terkait usia (age-related macular degeneration/AMD). Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (The US Food and Drug Administration/FDA) memutuskan izin penggunaan alat terapi cahaya pada 4 November lalu.

AMD secara progresif merusak bagian tengah retina, daerah yang mendeteksi cahaya di bagian belakang mata. Data terbaru menunjukkan bahwa kondisi ini memengaruhi sekitar 19,8 juta orang Amerika berusia 40 tahun ke atas.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa AMD adalah salah satu penyebab kebutaan terbesar secara global. Pada 2020, terdapat 1,8 juta kasus kebutaan global yang disebabkan oleh AMD. Menurut penelitian Jaimie D Steinmetz yang diterbitkan di jurnal The Lancet Global Health pada 2021, sebesar 90 persen dari kasus kehilangan penglihatan berat pasien AMD disebabkan oleh wet AMD atau AMD basah dan sisanya AMD kering.

Sejauh ini pengobatan AMD kering menjadi tantangan. Beruntungnya perangkat terapi berbasis cahaya tersebut oleh FDA diizinkan untuk digunakan. Alat ini bekerja dengan Sistem Pengiriman Cahaya Valeda (Valeda Light Delivery System) untuk digunakan sebagai pengobatan AMD kering.

“Tindakan hari ini menghadirkan pilihan terapi pertama untuk pasien dewasa dengan AMD kering,” kata Dr Malvina Eydelman, Director Office of Ophthalmic, Anesthesia, Respiratory, ENT and Dental Devices di Pusat Kesehatan Radiologi dan Perangkat FDA.

1731330914_7922e341d1c8f509c0ed.jpg

Perbaiki Kerusakan

Perangkat yang dibuat oleh LumiThera ini berisi tiga dioda pemancar cahaya, yang lebih dikenal sebagai led emitting diode (LED). Dioda ini melepaskan cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda, yang sesuai dengan bagian kuning, merah, dan inframerah, dekat dari spektrum elektromagnetik.

Ada bukti yang menunjukkan bahwa panjang gelombang ini memiliki efek pada mitokondria retina, pembangkit tenaga sel-selnya. Masalah fungsi mitokondria pada AMD kering, dan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa jenis paparan cahaya ini dapat meningkatkan kemampuan pembangkit tenaga untuk membuat bahan bakar dan memperbaiki kerusakan.

Secara bersamaan, hal itu dapat mendorong mitokondria untuk melepaskan bahan kimia yang meningkatkan aliran darah ke retina, sekaligus mengurangi peradangan, menurut The Macular Society, sebuah lembaga amal yang berbasis di Inggris.

Perangkat LED diuji dalam uji klinis yang melibatkan 100 orang dengan AMD kering pada tahap awal atau menengah. Di antara subjek ini, 91 mata diobati dengan Sistem Pengiriman Cahaya Valeda dan 54 menerima pengobatan palsu. Peserta menerima pengobatan ini atau plasebo tiga kali dalam sepekan selama tiga hingga lima pekan, dan kemudian pola ini diulang setiap empat bulan selama dua tahun.

Rata-rata, mata yang diobati dapat melihat setidaknya lima huruf lebih banyak pada bagan mata daripada yang mereka lihat sebelum pengobatan, kira-kira setara dengan satu garis penuh pada bagan.

Perbaikan ini terlihat sekitar pertengahan penelitian dan sekali lagi pada akhir penelitian, sehingga perbaikan tampaknya bertahan setidaknya selama itu.

Selain itu, dibandingkan dengan mata yang tidak diobati, persentase mata yang diobati memburuk ke tahap AMD paling lanjut lebih rendah dengan hanya sekitar 7 persen yang memburuk, dibandingkan dengan 24 persen dari kelompok plasebo.

Biasanya, seiring perkembangan AMD, gumpalan protein dan lemak yang disebut drusen terbentuk di bawah retina. Drusen yang tumbuh lebih besar atau lebih banyak dianggap sebagai ciri khas AMD, karena bertepatan dengan degradasi sel retina. Pada mata yang diobati, gumpalan yang ada tampaknya tidak bertambah besar, sedangkan gumpalan tersebut tumbuh lebih besar pada mata yang tidak diobati.

Berdasarkan data ini, FDA mengesahkan Valeda Light Delivery System untuk dipasarkan sebagai cara untuk membantu meningkatkan penglihatan pada pasien AMD kering tertentu. “Hasilnya mendukung manfaat keamanan menyeluruh dari penanganan dini pada penyakit AMD kering,” kata Dr Glenn Jaffe dari Fakultas Kedokteran Universitas Duke, yang terlibat dalam uji coba tersebut, dalam pernyataan dari LumiThera.

“Dengan kata lain, perangkat tersebut kemungkinan besar paling membantu pada tahap awal AMD kering, sebelum kehilangan penglihatan permanen terjadi,” kata dia.  hay/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.