Terancam Pergerakan Tanah, PVMBG Minta 22 Rumah di Desa Wargasari Cianjur Dikosongkan
Petugas gabungan Tanggap Darurat Bencana pergerakan tanah di Kecamatan Kadupadak, Cianjur, Jawa Barat, melakukan pengawasan setiap hari ke perkampungan warga.
Foto: ANTARA/Ahmad FikriCIANJUR - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta 22 rumah di Desa Wargasari, Kecamatan Kadupandak, Cianjur, Jawa Barat, dikosongkan karena pergerakan tanah terus meluas dan semakin dalam sehingga dapat mengancam keselamatan pemilik.
Sekretaris Kecamatan Kadupandak Mumuh Parhamubin saat dihubungi Senin (2/12), mengatakan petugas dari PVMBG Jawa Barat (Jabar) sudah melakukan penelitian di sejumlah lokasi pergerakan tanah yang melanda dua desa di Kecamatan Kadupandak, Desa Wargasari dan Sukaraja.
"Hasilnya bangunan rumah yang masuk dalam zona merah tidak dapat dihuni kembali, karena pergerakan tanah terus terjadi sehingga 22 rumah diantaranya harus dikosongkan karena rawan ambruk," katanya.
Bahkan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak desa untuk segera menyiapkan lahan untuk relokasi, yang kemungkinan besar jumlahnya akan bertambah sesuai hasil penelitian PVMBG karena pergerakan tanah dan longsor masih terjadi.
Terlebih selama beberapa hari terakhir curah hujan yang turun masih tinggi, kata dia, sehingga pergerakan tanah terus meluas dan bertambah dalam. Bahkan di sejumlah titik di Desa Wargasari pergerakan tanah menyebabkan jalan antar-desa dan saluran irigasi rusak.
"Kami juga sudah meminta warga di wilayah terancam untuk siaga dan segera mengungsi jika hujan turun deras hingga malam, karena prediksi PVMBG longsor susulan dan pergerakan tanah dapat meluas seiring hujan turun," katanya.
Pihaknya mencatat selama Tanggap Darurat Bencana (TDB) sekitar 27 Kepala Keluarga (KK) dengan 72 jiwa mengungsi di aula desa, sedangkan sisanya sekitar 130 jiwa lebih mengungsi ke rumah saudaranya yang dinilai aman meski dalam kondisi terancam.
Selama mengungsi, petugas gabungan terdiri dari BPBD, TNI/Polri, Dinas Sosial, Retana, PMI Cianjur, dan relawan lainnya, memberikan berbagai layanan kemanusiaan mulai dari dapur umum, layanan kesehatan, pendistribusian logistik, dan bantuan lainnya.
"Kami masih menunggu hasil kajian dan penelitian di Desa Sukaraja yang juga mengalami hal yang sama, sehingga kordinasi dengan pihak desa terus ditingkatkan guna menyiapkan lahan untuk relokasi," katanya.
Berita Trending
Berita Terkini
- Mengagetkan Data Ini, Sembilan Persen Kasus HIV di Banten Diderita Ibu Rumah Tangga
- Menperin: Pertumbuhan Kawasan Industri Percepat Target Ekonomi 8 Persen
- Penumpang Pelni Periode Nataru 2024 Diperkirakan Capai 28.000 Orang
- Padi Gogo yang Tahan Penyakit dan Kekeringan Dikembangkan di Siak
- IPSS 2024 Jembatani Pemangku Kepentingan untuk Perkuat Pelindungan Data