
Terancam Kelaparan, Sekjen PBB Kunjungi Pengungsi Rohingya di Bangladesh
Kunjungan Guterres dilakukan setelah badan pangan PBB mengatakan akan mengurangi separuh kupon makanan untuk Rohingya mulai bulan depan.
Foto: IstimewaDHAKA - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres pada hari Jumat (14/3) mengunjungi pengungsi Rohingya di Bangladesh menjelang pemotongan drastis jatah makanan mereka bulan depan, mengancam kondisi kehidupan yang sudah mengerikan di pemukiman pengungsi terbesar di dunia.
Dari Aljazeera, kunjungan Guterres ke distrik perbatasan Cox's Bazar dipandang penting, setelah World Food Programme (WFP) mengumumkan potensi pemotongan pasokan makanan darurat menyusul penutupan operasi USAID.
Mulai bulan April, WFP mungkin terpaksa mengurangi kupon makanan untuk Rohingya dari 12,50 dolar menjadi hanya 6 dolar per bulan karena kurangnya dana, yang meningkatkan kekhawatiran akan meningkatnya kelaparan di kamp-kamp yang penuh sesak.
Amerika Serikat memberikan WFP 4,4 miliar dolar dari anggarannya sebesar 9,7 miliar dolar pada tahun 2024, tetapi dana bantuan internasional Washington telah dipotong di bawah Presiden Donald Trump. Hingga saat ini, AS telah menjadi donor utama untuk bantuan pengungsi Rohingya.
Badan anak-anak PBB UNICEF mengatakan anak-anak di kamp-kamp tersebut mengalami tingkat kekurangan gizi terburuk sejak 2017, dengan jumlah pasien yang dirawat karena kekurangan gizi parah naik 27 persen pada bulan Februari dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.
"Apa pun yang kami terima saat ini tidaklah cukup. Jika bantuan ini dikurangi setengahnya, kami akan kelaparan," kata Mohammed Sabir, seorang pengungsi berusia 31 tahun dari Myanmar yang telah tinggal di kamp Cox's Bazar sejak 2017.
Sabir, seorang ayah dari lima anak, menambahkan, “Kami tidak diizinkan bekerja di sini. Saya merasa tidak berdaya ketika memikirkan anak-anak saya. Apa yang akan saya berikan kepada mereka?”
Pemerintah sementara Bangladesh, yang mengambil alih kekuasaan pada Agustus tahun lalu setelah protes massal yang menggulingkan mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina, berharap kunjungan Guterres akan membantu menarik perhatian internasional terhadap krisis tersebut dan memobilisasi bantuan bagi para pengungsi dan warga negara.
Bangladesh melindungi lebih dari 1 juta warga Rohingya , anggota minoritas Muslim teraniaya yang melarikan diri dari pembersihan berdarah di negara tetangga Myanmar, sebagian besar pada tahun 2016 dan 2017, ke kamp-kamp di distrik Cox's Bazar selatan, di mana mereka memiliki akses terbatas terhadap pekerjaan atau pendidikan.
Redaktur: Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Warga Jakarta Wajib Tau, Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja
- 2 Cuan Ekonomi Digital Besar, Setoran Pajak Tembus Rp1,22 Triliun per Februari
- 3 Mantap, Warga Jakarta Kini Boleh Cek Kesehatan Gratis Kapan Saja tanpa Harus Nunggu Hari Ulang Tahun
- 4 Mourinho Percaya Diri, Incar Kebangkitan Fenerbahce di Liga Europa Lawan Rangers
- 5 Kemdiktisaintek Luncurkan Hibah Penelitian Transisi Energi Indonesia-Australia
Berita Terkini
-
Cuaca Akhir Pekan, Mayoritas Kota Diguyur Hujan, Sejumlah Daerah Berawan Tebal
-
Mau Tidur Nyaman dan Berkualitas? Simak Tips dari Dokter THT Ini!
-
Marc Marquez Tercepat dalam Latihan Pertama MotoGP Argentina
-
Jangan Panik! Pakar Kesehatan Sebut Penyakit Ginjal Tak Hanya soal Makanan dan Minuman
-
Dubes RI Soroti Peran Ahli Geospasial dalam Negosiasi Batas Maritim