Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Temuan-temuan Lain

A   A   A   Pengaturan Font

Di antara berbagai temuan juga terdapat Sensor Kuantum Mobil Otonom. Komputer kuantum menciptakan kejutan, tetapi sensor kuantum memiliki sisi transformatif yang sama. Penerapan sensor penglihatan pada kendaraan otonom memungkinkan dapat "melihat" sekeliling.

Sensor juga mampu membantu sistem navigasi bawah air, peringatan dini untuk aktivitas gunung berapi dan gempa bumi. Kemudian untuk pemindai bergerak (mobile) memantau aktivitas otak seseorang selama kehidupan sehari-hari.

Sensor kuantum mencapai tingkat presisi yang ekstrem dengan memanfaatkan sifat materi kuantum menggunakan perbedaan antara, misalnya, elektron dalam status energi berbeda sebagai unit dasar.

Pada jam atom menggambarkan sebagai standar waktu dunia didasarkan pada fakta bahwa elektron dalam atom cesium 133 menyelesaikan transisi spesifik 9.192.631.770 kali per detik. Sementara itu, sensor kuantum menggunakan transisi atom untuk mendeteksi perubahan gerakan yang sangat kecil dan perbedaan kecil dalam medan gravitasi, listrik, dan magnet.

University of Queensland (UQ) menciptakan teknologi sensor generasi berikutnya yang menawarkan navigasi dan komunikasi sangat tepat untuk kendaraan otomatis. UQ bekerja sama Angkatan Pertahanan Australia, NASA, dan organisasi teknologi Orica Ltd serta Skyborne Technologies dalam menciptakan alat pertahanan. Mereka membuka kemungkinan penerapan pada kendaraan otonom.

Ketika hidrogen terbakar, satu-satunya produk sampingan adalah air. Itulah sebabnya hidrogen dianggap sebagai energi dengan emisi karbon nol. Ini tidak 100 persen benar karena dalam proses produksi hidrogen tetap melalui paparan uap dari pemanasan bersumber dari bahan bakar fosil, sehingga disebut hidrogen abu-abu.

Sedangkan "hidrogen hijau" diproduksi menggunakan energi terbarukan dan elektrolisis untuk memisahkan air. Ini berbeda dengan hidrogen abu-abu yang dihasilkan dari metana dan melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer.

Hydrogen hijau bertujuan memangkas biaya hidrogen hijau menjadi kurang dari 2 dollar AS per kilogram. Ini akan membantu mengurangi emisi dari industri paling intensif karbon di dunia termasuk pembuatan baja, pengiriman, produksi bahan kimia, dan pembangkit listrik.

Perusahaan seperti Saudi ACWA Power, Australia CWP Renewables, produsen turbin angin China Envision, raksasa energi Eropa Iberdrola dan Ørsted, grup gas Italia, Snam dan Yara, produsen pupuk Norwegia telah mengembangkan hidrogen hijau.

Vaksin Covid-19 Berbasis RNA Baru

Pengembangan vaksin yang dilakukan perusahaan BioNtech asal Jerman bekerja sama dengan perusahaan farmasi Pfizer dari Amerika Serikat disebut Forbes menjadi inovasi puncak pada 2020. Hasil uji klinis menyebutkan vaksinnya memiliki efektivitas hingga 95 persen dalam menciptakan respons kekebalan.

BioNTech disebut telah menciptakan terobosan. Vaksin antivirus biasanya dibuat dengan bahan virus devitalisasi yang dibuat di luar tubuh. Sedangkan perusahaan ini menerapkan metode baru untuk menyuntikkan ribonucleic acid (RNA) yang dimodifikasi secara genetik ke dalam pasien.

Cara yang dilakukan BioNtech selanjutnya mendorong sel pasien menghasilkan protein karakteristik dari virus Sars-CoV-2 yang memungkinkan sistem kekebalan tubuh membangun respons yang efektif sebelum bertemu dengan virus yang sebenarnya.

Keuntungan besar dari pendekatan tersebut memungkinkan produksi lebih dari 1 miliar dosis vaksin hanya dalam beberapa bulan. Selain itu vaksin sangat aman karena RNA yang dimodifikasi hanya dapat bertahan pada suhu yang amat rendah. Sifat ini membuat vaksin cepat terdegradasi dalam tubuh setelah melakukan tugasnya.

BioNTech sebagai pelopor pendekatan berbasis RNA baru tidak lepas dari dua peneliti Jerman berdarah Turki bernama Ugur Sahin dan Özlem Türeci. Sahin, yang memegang kursi dalam onkologi eksperimental di Universitas Mainz, adalah salah satu peneliti top dunia dalam studi vaksin yang dipersonalisasi untuk imunoterapi kanker. hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top