Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 21 Apr 2018, 05:00 WIB

Temuan Baru: Lumut Penghilang Zat Arsenik

Foto: ISTIMEWA

Para peneliti dari Universitas Stockholm, Swedia, berhasil menemukan jenis lumut yang mampu menghilangkan arsenik dari air yang terkontaminasi zat berbahaya tersebut. Lumut jenis ini mampu menghilangkan kontaminasi arsenik dari air dengan sangat cepat. Hanya dalam hitungan jam saja, kadar arsenik bisa diturukan hingga batas aman untuk di kosumsi.

Proses pemurniannya berlangsung dengan cepat, yakni hanya dalam hitungan satu jam. Dengan waktu yang setingkat itu, tingkat arsenik dapat diturunkan menjadi sangat rendah. Ini menyebabkan air tidak lagi berbahaya bagi orang untuk minum. Studi ini sendiri telah dipublikasikan dalam jurnal Environmental Pollution.

The aquatic moss Warnstofia fluitans atau Lumut akuatik Warnstofia fluitans, merupakan jenis lumut yang tumbuh di Swedia utara, memiliki kemampuan yang cukup cepat untuk menyerap arsenik dari air. Penemuan ini memungkinkan sebuah metode atau cara yang ramah lingkungan untuk memurnikan air dari cemaran arsenik.

Salah satu skenario yang mungkin dalam pemurnian air secara alami ini adalah dengan menumbuhkan lumut di sungai dan aliran air lainnya dimana kandungan tingkat arsenik yang ada cukup tinggi Selama ini Air-air di area penambangan sering terkontaminasi. Terutama di bagian utara Swedia dimana air dari area penambangan sering terkontaminasi oleh arsenik.

"Kami berharap bahwa sistem lahan basah berbasis tanaman yang kami kembangkan akan memecahkan masalah arsenik di daerah penambangan di utara Swedia," kata Maria Greger, profesor di Departemen Ekologi, Lingkungan dan Ilmu Tanaman di Universitas Stockholm sekaligus pimpinan dalam proyek riset ini.

"Percobaan kami menunjukkan bahwa lumut memiliki kapasitas yang sangat tinggi untuk menghilangkan arsenik. Diperlukan tidak lebih dari satu jam untuk menghilangkan 80 persen arsenik dari wadah air. Pada saat itu, air telah mencapai tingkat arsenik yang rendah dan itu tidak lagi berbahaya bagi manusia," kata asisten peneliti Arifin Sandhi, yang terlibat dalam proses eksperimen yang dilakukan.

Pada 2004, penggunaan senyawa arsenik dalam produk kayu sudah dilarang oleh pemerintah, tetapi arsenik masih mencapai tanah dan sistem saluran air karena penambangan. Ini terjadi karena tanah dan batuan dasar di bagian-bagian tertentu Swedia secara alami mengandung arsenik. Akibatnya, air minum dan air yang digunakan untuk irigasi tanaman juga mengandung kadar arsenik yang tinggi.

Tanaman menyerap arsenik dari tanah, dan akhirnya berakhir di makanan yang kita makan. Di Swedia, ini berlaku untuk gandum, sayuran akar, sayuran hijau, dan lain-lain. Di negara-negara lain, misalnya terdapat dalam dalam padi. "Berapa banyak arsenik yang kita konsumsi pada akhirnya tergantung pada berapa banyak makanan yang kita makan, serta bagaimana dan di mana mereka tumbuh.

Tujuan kami adalah bahwa sistem lahan basah berbasis tanaman yang kami kembangkan akan menyaring arsenik sebelum air kemudian dikonsumsi, " air dan air irigasi. Dengan begitu, arsen tidak akan masuk ke dalam makanan kita," kata Maria Greger.

nik/berbagai sumber/E-6

Redaktur:

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.