Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Teknologi Robotik Lebih Presisi dan Akurat untuk Penanganan Kanker Prostat

Foto : ISTIMEWA

robot

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kanker prostat adalah jenis gangguan kesehatan yang sering dikenal sebagai penyakit orang tua karena sering terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun. Penyakit ini ditandai dengan pertumbuhan sel secara abnormal pada kelenjar prostat yang berfungsi sebagai pelindung dan pengangkut sperma.

Dokter Spesialis Urologi RSU Bunda Jakarta dr. Sigit Sholichin, Sp.U, FICRS, menyatakan, meningkatnya angka harapan hidup pria, maka muncul masalah yang berkaitan dengan proses penuaan pria (aging male process). "Gangguan prostat merupakan salah satu gangguan terbanyak di bidang urologi yang terjadi pada pria dalam fase ini," ujar dia acara virtual media briefing Kamis (1/9).

Sebagian besar berupa pembesaran prostat bersifat jinak (benign prostate hyperplasia/BPH) yang tidak mengancam nyawa tapi cukup mengganggu kualitas hidup pasien. Meskipun tidak sebanyak pembesaran prostat jinak, pembesaran prostat yang bersifat ganas atau kanker prostat patut diwaspadai.

"Deteksi dini menjadi kunci keberhasilan penanganan kanker prostat. Secara umum, semakin dini penanganan kanker dilakukan, maka akan semakin tinggi pula angka keberhasilannya. Dari deteksi dini, sebagian kecil ditemukan sebagai kanker prostat, selebihnya adalah gangguan prostat yang bersifat jinak," jelasnya.

Ia mengungkapkan, RSU Bunda Jakarta melalui Urology Center menawarkan satu layanan penanganan gangguan prostat dalam satu paket layanan yang terintegrasi mulai dari diagnostik sampai terapi yang mutakhir. Dimulai dari konsultasi di klinik oleh dokter spesialis yang kompeten dengan fasilitas lengkap.

Layanan diagnostik rumah sakit ini dilengkapi dengan fasilitas berupa teknologi Radiology Diagnostic yang bisa melakukan MRI prostat, hingga tindakan biopsi prostat dengan akurasi tinggi menggunakan alat Robotic Prostate Biopsy.

"Untuk gangguan jinak atau BPH, RSU Bunda Jakarta telah menggunakan teknologi Laser untuk operasi. Sedangkan untuk Kanker Prostat, menggunakan teknologi robotik untuk operasi radikal prostat yang saat ini menjadi satu satunya RS di Indonesia sebagai penyedia teknologi Robotic Surgery," ujar dia.

Dokter Spesialis Urologi RSU Bunda, dr. Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, Sp.U(K), Ph.D, FICRS, memaparkan, teknologi bedah robotik terus berkembang. Di Asia Pasifik, tren penggunaan teknologi robotik pada bidang kedokteran terus meningkat dari tahun 2010 sampai sekarang, terutama di bidang urologi. "Di Indonesia, RSU Bunda Jakarta adalah pelopor teknologi bedah robotik ini," ujar dia.

Tindakan diagnostik biopsi prostat robotik merupakan prosedur untuk mengambil sampel jaringan yang mencurigakan pada kelenjar prostat. Pengambilan jaringan dengan bantuan robot tersebut mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan trauma jaringan.

"Ada beberapa keunggulan biopsi prostat robotik, di antaranya teknologi ini mampu menentukan penempatan jarum biopsi tertuju secara otomatis pada target jaringan yang dicurigai lesi kanker dengan presisi dan akurasi yang tinggi. Selain itu, gerakan pemindai dapat memperjelas dan membuat distribusi merata potongan gambar dua dimensi (2D) terhadap rekonstruksi tiga dimensi (3D)," jelasnya.

Keunggulan teknologi bedah robotik bisa meminimalkan deformasi prostat karena interaksi dengan probe dengan gerakan yang sama dapat digunakan untuk memindai dan menyelaraskan probe untuk biopsi. Pada akhirnya, keunggulan berikutnya ada pada hasil biopsi yang lebih baik.

"Di Indonesia sendiri, biopsi prostat robotik pertama kali diterapkan pada tahun 2019. Pada pengalaman praktik, teknologi ini membantu mendeteksi kanker prostat dengan stadium yang lebih awal dan lebih akurat, " lanjutnya.

Sedangkan terapi berupa operasi radikal prostatektomi, ini adalah salah satu pengobatan andalan pada kanker prostat lokal terutama pada stratifikasi risiko menengah hingga tinggi. Hingga saat ini, tindakan radikal prostatektomi dengan teknologi robotik menjadi standar pelayanan untuk radikal prostatektomi di mayoritas negara maju.

"Sebuah studi yang membandingkan hasil operasi teknik robotik radikal prostatektomi dengan laparoskopi menunjukkan kontinensia urin dan fungsi ereksi yang lebih baik pada 3 bulan pasca operasi dengan teknologi robotik. Temuan lain adalah nyeri pasca operasi yang lebih rendah pada teknik robotik dibandingkan operasi terbuka dan laparoskopi," jelasnya.

Teknik operasi radikal prostatektomi robotik sudah dimulai sejak tahun 2013 di RSU Bunda Jakarta. Setelah berkembangnya teknik biopsi robotik di Indonesia RS tersebut berhasil mendeteksi adanya kanker prostat stadium awal yang layak dioperasi. Hal ini untuk mulai mengembangkan tindakan radikal prostatektomi robotik dan mengirim tim operator untuk melakukan pelatihan di luar negeri.

"Sampai saat ini, tim operator RSU Bunda Jakarta sudah berhasil melakukan berbagai tindakan operasi radikal prostatektomi robotik dengan lama perawatan yang cukup singkat," ungkapnya.

Kerja Sama dengan RS Lain

Di tengah rendahnya rasio dokter urologi dengan jumlah penduduk RSU Bunda ingin mengajak semua pemangku kepentingan bersama-sama membangun Prostate Network demi memberi pelayanan terbaik untuk seluruh lapisan masyarakat. RS ingin membangun Professional Network, Business to Business (B2B) Network dan Patient Network.

"Untuk itulah Professional Network diperlukan. RSU Bunda Jakarta juga menawarkan Training Center bagi rumah sakit yang memerlukan. RSU Bunda Jakarta sebagai bagian dari BMHS Bundamedik Healthcare System (BMHS) telah bekerjasama dengan Institusi Pendidikan terkemuka di Indonesia, sehingga secara kualitas akan lebih terukur. Hal yang tidak kalah penting adalah Patient Network," kata dr. Sigit

Ia menambahkan, di era media sosial yang sangat masif, penyebaran informasi yang baik dan berkualitas harus bisa dikontrol. Edukasi dalam komunitas-komunitas yang menjadi bagian dari jaringan Prostate Network, diharapkan bisa meningkatkan pemahaman pasien yang lebih dalam terhadap masalah seputar gangguan prostat.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top