Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Teknologi Mutakhir Kain Anti Air

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Lapisan yang digunakan saat ini untuk membuat kain anti air umumnya terdiri dari polimer panjang dengan rantai samping perfluorinated. Masalahnya adalah, polimer rantai pendek yang telah diteliti tidak memiliki banyak pengaruh yang menghambat air (atau hidrofobik) sebagai versi rantai panjang.

Masalah lain dengan lapisan yang ada adalah bahwa mereka berbasis cairan. Ini menyebabkan kain harus direndam dalam cairan dan kemudian dikeringkan.

Proses itu cenderung menyumbat semua pori-pori di dalam kain, sehingga kain tidak lagi bisa bernafas seperti yang seharusnya. Kondisi ini juga membutuhkan langkah pembuatan kedua di mana udara ditiupkan melalui kain untuk membuka kembali pori-pori tersebut sehingga menambah biaya produksi dan melepas sebagian perlindungan air.

Penelitian telah menunjukkan bahwa polimer dengan kurang dari delapan kelompok karbon perfluorinated tidak bertahan. Dan ini berakumulasi hampir sebanyak yang memiliki delapan atau lebih dan itu adalah jenis yang paling banyak digunakan.

Apa yang dilakukan tim MIT ini, menurut Varanasi adalah menggabungkan dua hal. Pertama, polimer rantai pendek dimana dengan sendirinya, memberikan beberapa sifat hidrofobik dan telah ditingkatkan dengan beberapa pengolahan kimia ekstra. Kedua, proses pelapisan yang berbeda, yang disebut initiated chemical vapor deposition (iCVD). Tekenologi tersebut sendiri dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir oleh Karen Gleason dan timnya yang juga rekan Varanasi.
Halaman Selanjutnya....

Komentar

Komentar
()

Top